Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kurikulum 1994 Buat Pelajar Susah Tidur...

Kompas.com - 13/02/2022, 14:21 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergantian kurikulum selalu menjadi salah satu pembahasan penting di tengah masyarakat Indonesia. Sebab, hal itu akan membuat perubahan yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran.

Salah satu kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia dan menuai kritik adalah Kurikulum 1994. Penyebabnya adalah materi pembelajaran dinilai terlampau berat dan padat oleh para tenaga pengajar.

Pengamat pendidikan S Belen mengemukakan, persoalan Kurikulum 1994 terletak pada materi pelajaran pokok dan muatan lokal yang terlampau banyak dan rumit.

"Salah persepsi dan kekurangpahaman itu tentu saja sudah merupakan satu masalah sendiri. Lainnya adalah soal materi pelajaran pokok dan muatan lokal yang terlalu banyak dan rumit hingga sangat membebani murid. Itu berlebihan bila mengingat ide dasar sasaran pendidikan dasar tak lebih sekadar memberi bekal kemampuan dasar seperti baca-tulis-hitung," kata Belen.

Baca juga: Khusus SMA, Ini Bedanya Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Sebelumnya

Belen mencontohkan padatnya materi pokok dan muatan lokal membebani anaknya hingga tak jarang susah tidur.

"Anak saya sering terbangun tengah malam, karena merasa belum selesai membuat pekerjaan rumah. PR itulah beban terberat anak saya dan mungkin juga semua anak SD lainnya," jelas putra Flores ini.

"Bila anak sudah terlalu terbebani dengan tugas harus mengerjakan PR secara sempurna, ujung-ujungnya orangtua pun terkena getahnya. Mereka ikut uring-uringan karena anaknya rewel atau ketakutan tak berani masuk sekolah karena merasa belum menyelesaikan tugasnya," jelasnya kemudian.

Belen juga mempersoalkan sistem pengajaran kepada anak SD yang menurut pendapatnya tak jarang kurang sesuai dengan kebutuhan anak-anak seusianya.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Dilengkapi Proyek Pelajar Pancasila, Tak Ada Penambahan Jam Pelajaran

"Taruhlah itu misalnya pertanyaan soal ayam itu bertelur atau beranak. Saya pikir, pertanyaan itu belum terlalu mendesak dibawa ke kelas untuk anak-anak SD kelas satu," ujar Belen.

Berita ini sudah tayang pada surat kabar KOMPAS edisi 7 Agustus 1998 dengan judul: Kurikulum 1994 Perlu Disederhanakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com