Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Prabowo Diminta Prioritaskan Kondisi Pandemi Sebelum Jor-joran Beli Jet Tempur...

Kompas.com - 12/02/2022, 08:56 WIB
Elza Astari Retaduari

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membeli serangkaian pesawat tempur untuk memperkuat pertahanan Indonesia. Kebijakan tersebut dipertanyakan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyampaikan Indonesia akan membeli 42 unit jet tempur Dassault Rafale produksi Dassault Aviation.

Dari progres rencana pembelian puluhan unit jet tempur itu, baru 6 unit Rafale yang sah diakuisisi Indonesia.

Baca juga: Jet Rafale dan Modernisasi Alutsista untuk Perkuat Kuda-kuda RI

Akuisisi enam pesawat itu terjadi setelah Kemenhan melakukan penandatanganan pembelian pesawat tempur itu dengan perwakilan Dassault Aviation di Jakarta, Kamis (10/2/2022).

"Kita rencananya akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo melalui rekaman yang diterima awak media, Kamis (10/2/2022).

"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk 6 pesawat," imbuhnya.

Selain akuisisi jet Rafale, penandatangan kontrak enam unit tersebut juga sepaket dengan adanya dukungan latihan persenjataan dari Perancis.

Prabowo pun mengungkap Indonesia juga berencana membeli dua kapal selam Scorpene asal Perancis melalui kerja sama di bidang research and development tentang kapal selam yang telah ditandatangani antara pihak PT PAL Indonesia dan NAVAL Grup dari Perancis.

Baca juga: Sejumlah Media Asing Turut Beritakan Indonesia Borong Jet Tempur Rafale dari Perancis


 

Selain itu, Indonesia juga disebut akan membeli 36 unit jet tempur F-15ID beserta dukungan peralatannya kepada Indonesia dengan nilai 13,9 miliar dollar AS atau setara Rp 199 triliun lebih.

Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah menyetujui permintaan Indonesia soal pembeliann pesawat F-15ID.

"Paket itu akan mencakup 36 jet, mesin cadangan, radar, pelatihan kacamata penglihatan malam dan dukungan teknis," terang Pentagon dikutip Kompas.com dari kantor berita Reuters, Jumat (11/2/2022).

Meski begitu, persetujuan ini bukan berarti Indonesia dan AS sudah resmi melakukan kerja sama pembelian pesawat tempur. Masih ada negoisasi yang harus dilakukan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com