Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Tahun Ini Tahun yang Romantis, Semua Ingin Cari Pasangan

Kompas.com - 31/01/2022, 18:23 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) berpandangan, tahun 2022 tidak akan menjadi tahun yang panas secara politik, tetapi justru akan menjadi tahun yang romantis.

Alasannya, menurut JK, pada tahun ini partai-partai politik dan para tokoh justru saling ingin mencari pasangan untuk berkoalisi pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Tahun ini tahun yang romantis karena semua orang ingin mencari pasangan, ingin pasangan, keliling mencari pasangan, cari koalisi. Jadi semua mencari yang cantik dan gagah gitu kan, persis orang pacaran sekarang," kata JK dalam public talkshow yang ditayangkan akun YouTube PKSTV, Senin (31/1/2022).

JK menuturkan, pertemuan-pertemuan untuk menjajaki koalisi pada Pilpres 2024 akan intens dilakukan pada tahun ini.

Baca juga: KPU Ungkap Alasan Pemilu Selalu Digelar Hari Rabu

Ia memperkirakan, pada akhir tahun 2022 sudah mulai terlihat pasangan mana yang 'berpacaran' atau punya potensi berpasangan di Pilpres 2024.

"Jadi tahun ini tahun paling aman, 2023 mungkin agak panas, tapi 2022 sangat romantis. Banyak lobi-lobi, banyak undangan makan, diundang makan ke sini ngomong-ngomong, tes-tes pendapat bagaimana kalau kita sama-sama," ujar JK.

Saat ditanya mengenai terbentuknya koalisi antara partai nasionalis dan religius, JK berpandangan hampir semua partai saat ini memiliki ideologi yang sama yakni nasionalis-religius.

Ia mencontohkan, partai-partai yang sering disebut nasionalis pun nyatanya juga kerap mengadakan acara keagamaan, yang bahkan lebih dulu digelar sebelum dilaksankan oleh partai-partai religius.

Di sisi lain, partai-partai yang disebut religius juga tidak membatasi keanggotaan partainya hanya untuk agama-agama tertentu.

Baca juga: AHY Ajak Kader Demokrat Bersiap Hadapi Pileg dan Pilpres 2024

"Jadi sebenarnya hampir semua sama partai-partai ini, semua menjalankan nasionalis-religius, karena itu ya mereka siap berkoalisi," kata JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut, Meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral saya Marahi

Nasional
MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

MPR Akan Temui Prabowo-Gibran Bicara Masalah Kebangsaan

Nasional
Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com