Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Tahun Aksi Kamisan: Harapan Itu Sebetulnya Sudah Sirna, Kami Berkali-kali Dibohongi

Kompas.com - 21/01/2022, 15:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

“Wawan sering bercerita tentang gerakan mahasiswa tahun 1998. Perjuangan belum selesai tapi teman-temannya banyak yang lari dari perjuangan,” kenang Sumarsih ketika bebincang dengan Kompas.com, Jumat (21/1/2022).

Sejak Januari 2007, Sumarsih dkk menginisiasi Aksi Kamisan. Lima belas tahun berlalu dan selama itu pula negara seolah amnesia atas tanggung jawabnya.

“Penguasa semakin menutup mata dan telinga,” kata dia.

Baca juga: Aksi Kamisan: Panjang Umur Perjuangan Keluarga Korban!

Harapan-harapan palsu

Sumarsih mengaku pernah menyimpan harapan bahwa negara akan bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat masa lalu.

Ia bercerita, setiap kali menjelang pemilihan umum, Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo kerap melontarkan janji itu.

Bahkan, bukan hanya janji. Keduanya sama-sama pernah mengundang Sumarsih dkk untuk membicarakan masalah ini di Istana.

SBY melakukannya pada 26 Maret 2008. Pertemuan itu terjadi beberapa hari sebelum Kejaksaan Agung mengumumkan bahwa berkas penyelidikan Komnas HAM untuk Tragedi Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II, hilang.

Berikutnya, Joko Widodo melakukan hal serupa pada 31 Mei 2018. Sumarsih mengungkapkan, ia sempat bimbang untuk menyambut undangan tersebut karena Jokowi, justru mempekerjakan Wiranto, Panglima ABRI pada 1998, dalam kabinetnya.

Baca juga: Catatan 12 Tahun Aksi Kamisan Akan Diberikan kepada Presiden

Ada benang merah yang menautkan SBY dan Jokowi dalam hal ini.

Pertama, keduanya sama-sama mengundang korban dan keluarga korban pelanggaran HAM berat ketika menjelang pemilu. Kedua, dua-duanya sama-sama bermodal janji manis belaka.

“Hitam di atas putih, Pak Jokowi berjanji menyelesaikan pelanggaran HAM berat masa lalu, kasus-kasusnya bahkan disebutkan, kemudian beranji menghapus impunitas (kekebalan hukum), tapi kenyataannya, di pertengahan periode pertama Pak Jokowi mengangkat terduga pelanggar HAM berat (Wiranto),” ujar Sumarsih.

Padahal, Jokowi pernah menjadi sosok tumpuan harapan Sumarsih dkk. Janji-janjinya ketika pertama kali melenggang ke percaturan politik nasional pada 2014 lalu membawa angin segar.

Apalagi, waktu itu, Jokowi masuk dalam kontestasi sebagai calon dengan rekam jejak bersih bila dibandingkan dengan lawannya saat itu, Prabowo Subianto.

Dalam Nawa Cita yang digadang-gadang, eks Wali Kota Solo itu juga berjanji menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat.

“Saya itu dari pemilu tahun 1999, 2004, 2009, saya itu golput. Kemudain 2014 saya kampanye, ayo pilih Pak Jokowi karena ada harapan itu. Saya sampai bilang di Aksi Kamisan, saya akan berhenti dari Aksi Kamisan karena saya penuh harap Pak Jokowi akan selesaikan kasus HAM berat,” ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com