"Lalu, Aburizal Bakrie juga akhirnya enggak dicalonkan. Pak JK (Jusuf Kalla) jadi (maju pilpres), pada saat dia tidak dicalonkan Golkar," ungkapnya.
"Jadi dari sisi Airlangga saja musti dipastikan dulu, makanya saya bilang, berat tapi bisa diusahakan," tambah Hendri.
Sementara itu, upaya Golkar untuk mengusung Jenderal Andika Perkasa sebagai pasangan Airlangga pada 2024 juga berat.
Baca juga: Panduan Vaksinasi Booster: Cek Jadwal, Lokasi, dan Jenis Vaksin
Sebab, Andika dinilai tidak tergabung partai politik mana pun mengingat posisinya saat ini adalah seorang Panglima TNI.
Kondisi itu, kata Hendri, membuat Golkar tak punya pilihan lain selain berkoalisi dengan partai politik lainnya untuk tetap dapat mengusung Andika sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Ia menyarankan agar Partai Golkar berkoalisi dengan partai politik tengah, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, ataupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca juga: Daftar Lengkap Kepengurusan PBNU 2022-2027
"Itu pun kalau mereka (PKB, Demokrat, PKS) mau dorong Andika jadi cawapres. Kalau sama PKB ya kemungkinan Cak Imin (Muhaimin Iskandar), Airlangga-Cak Imin yang akan dimajukan," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai, duet Airlangga-Hartarto merupakan representasi dari kalangan ekonomi dan pertahanan.
"Itu memang satu paket yang menarik ya, tapi ya kita jangan tergesa-gesalah," kata Dave di kantor DPP Golkar, Selasa (11/1/2022).
"Kita kan sekarang fokus kepada Pak Airlangga, menaikkan elektabilitas, pekerjaan untuk sosialisasikan beliau, kita tidak berpikir untuk mencari figur lain," ia melanjutkan.
Dave menilai bahwa Andika sejauh ini cukup sigap menyikapi berbagai isu.
Menurut dia, komunikasi antara Andika dan partai-partai politik di DPR juga berjalan dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.