Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Pemda Tuntaskan Persoalan Lahan Hunian untuk Penyintas Bencana di Palu

Kompas.com - 06/01/2022, 20:16 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura dan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid segera menyelesaikan persoalan lahan hunian tetap (huntap) Tondo II bagi penyintas bencana Sulawesi Tengah.

Ma'ruf mengungkapkan, salah satu masalah yang ditemui pemerintah adalah adanya sekelompok masyarakat yang mengeklaim status hak guna bangunan (HGB) pda lahan yang akan dibangun huntap.

"Saya kira Wali Kota dan Pak Gubernur itu akan menyelesaikan, memang klaim itu di mana-mana suka ada. Karena itu kita tunggu sampai akhir Februari, nanti mereka akan bernegosiasi dan menyelesaikan sesuai dengan tata aturan yang ada," kata Ma'ruf di Palu, Kamis (6/1/2022), dikutip dari keterangan video.

Baca juga: Hunian Tetap Korban Bencana Palu Rampung Mei 2020

Dikutip dari keterangan pers, lahan Huntap Tondo II tersebut memiliki luas 65,30 hektar dengan jumlah 1.102 unit, tetapi hal itu belum dapat terealisasi karena status lahan yang belum sepenuhnya clean and clear.

Ma'ruf menuturkan, pemerintah daerah diberikan tugas untuk memastikan status lahan tersebut clean and clear paling lambat pada akhir Februari 2022 sehingga hunian tetap dapat segera dibangun.

Menurut Ma'ruf, tidak ada masalah dari segi pembiayaan untuk menyelesaikan pembangunan hunian tetap di sana.

"Kalau sekarang sudah clean and clear sudah bisa dibangun, bahkan dari kemarin-kemarin. Tetapi karena masih ada (masalah) dan masyarakat masih mengingingkan di situ, ya kita coba diberikan waktu," kata Ma'ruf.

Namun, Ma'ruf menyebut, pemerintah juga sudah menyiapkan alternatif lokasi hunian tetap di Kelurahan Pombewe yang lahannya sudah siap digunakan.

Baca juga: Masyarakat Terdampak Bencana Palu Kini Bisa Tempati Hunian Tetap

Ia mengatakan, pemerintah merancang lokasi tersebut dengan fasilitas lengkap supaya para penyintas tidak kehilangan tempat usaha dan kegiatan ekonominya meski direlokasi.

"Tidak hanya permukiman tapi semacam smart village, artinya kampung yang ditata dan diberikan tempat-tempat kegiatan usahanya secara lengkap dan ini memang menjadi model yang kita lakukan di beberapa tempat ketika terjadi relokasi daerah," kata dia.

Seperti diketahui, Sulawesi Tengah diguncang gempa bermagnitudo 7,4 pada 28 September 2018, disusul gelombang tsunami yang menerjang sejumlah daerah di Sulawesi Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non-Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com