Diketahui, LBM Eijkman kini berganti nama menjadi PRBM Eijkman. Hal ini karena Lembaga tersebut telah terintegrasi dalam BRIN.
Bersamaan dengan itu, muncul polemik bahwa terdengar kabar ratusan tenaga honorer baik peneliti maupun bukan di Lembaga Eijkman, tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala PRBM Eijkman Wien Kusharyoto mengonfirmasi bahwa ada 113 orang tenaga honorer dari Eijkman diberhentikan.
Baca juga: Mengenal BRIN, Badan Riset yang Sempat Tuai Kontroversi karena Libatkan Megawati
"Ada 113 orang, sekitar 71 adalah tenaga honorer periset," kata Wien saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022).
Adapun Vaksin Merah Putih sebelumnya dikembangkan oleh LBM Eijkman dan Bio Farma.
Pada 23 Desember 2021, eks Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, vaksin itu dapat digunakan sebagai vaksin keperluan vaksinasi primer maupun booster.
Namun, diperkirakan vaksin produksi dalam negeri ini baru bisa diproduksi massal pada akhir 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.