Tak sesuai kaidah medis
Kemudian pada 10 Maret 2021, vaksin ini kembali menjadi sorotan saat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, vaksin yang dikembangkan Terawan tersebut tidak sesuai kaidah medis.
"Pemenuhan kaidah good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam kerja bersama Komisi IX DPR.
Di samping itu, Penny juga menyinggung perbedaan data dari tim uji klinis vaksin Nusantara dengan data yang dipaparkan pada rapat kerja di DPR.
Baca juga: Vaksin Merah Putih hingga Vaksin Nusantara Jadi Opsi Booster Vaksin Covid-19
Padahal, kata dia, BPOM sudah selesai meninjau hasil uji klinis I vaksin Nusantara.
"Saya hanya memberikan komentar bahwa data yang diberikan tadi tidak sama dengan data yang diberikan kepada BPOM dan kami sudah melakukan evaluasi," ucap dia.
Penny mengatakan, BPOM sudah menyerahkan hasil peninjauan atas uji klinis tersebut pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan tim peneliti vaksin di Semarang.
Namun, ia tak menjabarkan secara detail hasil tinjauan tersebut.
Baca juga: Disuntik Terawan Vaksin Nusantara, Moeldoko: Biarlah Saya Ikut Coba Dulu
Penny hanya menuturkan, BPOM belum memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK) untuk uji klinis tahap dua dan tiga.
Oleh karenanya, ia meminta agar penelitian dan pengembangan vaksin Nusantara dapat terlaksana sesuai standar penelitian yang berlaku.
Presiden Joko Widodo angkat suara terhadap polemik pengembangan vaksin Nusantara tersebut.
Jokowi menekankan, untuk menghasilkan vaksin yang aman dan bermutu harus melalui kaidah saintifik atau keilmuan yang berlaku.
Kaidah-kaidah yang dimaksud salah satunya tentang uji klinis vaksin yang sesuai prosedur, terbuka, transparan, serta melibatkan banyak ahli.
Baca juga: [HOAKS] Vaksin Nusantara Sudah Dipesan Turki 5,2 Juta Dosis
Ia mengatakan, hal tersebut penting dilakukan untuk menegaskan proses pembuatan vaksin yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Persyaratan dan tahapan ini penting dilakukan untuk membuktikan bahwa proses pembuatan vaksin sangat mengedepankan unsur kehati-hatian dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," jelas Jokowi, Jumat (12/3/2021).
"Sehingga, vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya," sambungnya.
Jokowi mengatakan, apabila semua tahapan sudah dilalui, pemerintah akan mempercepat produksi untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di dalam negeri.