Sebagai informasi, riset arkeologi maritim di Tidore dilakukan untuk menindaklanjuti permohonan dari Wali Kota Tidore, Ali Ibrahim pada 2018 tentang dukungan riset bagi pengungkapan ‘Sejarah Maritim terkait Ekspedisi Magellan-El Cano’.
Riset tersebut bertujuan untuk mendukung peringatan Sail Tidore dan peringatan 500 tahun penjelajahan mengelilingi bumi yang dilakukan oleh lima armada kapal Spanyol.
Kegiatan riset juga dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi, profil, dan potensi situs kapal karam di perairan Kelurahan Tongowai dan Tanjung Soasio beserta kondisi lingkungannya.
Adapun identifikasi tersebut sebagai pengembangan wisata bahari dan penentuan upaya pelindungan maupun pelestariannya serta mengetahui nilai signifikansi situs kapal tenggelam di perairan Tidore Kepulauan.
Hal tersebut sekaligus sebagai baseline data dan informasi dalam rangka penguatan narasi sejarah maritim Nusantara dan peran penting Tidore sebagai salah satu Kosmopolis Rempah di jalur rempah dan jalur sutra laut.
Baca juga: Indonesia-Seychelles Bahas Kerja Sama Ekonomi Biru, Menteri KP Berikan Apresiasi
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengaku optimistis wisata bahari dapat menjadi pilihan utama masyarakat.
Pasalnya Kementerian KP memiliki pesisir dan ruang laut dari Sabang hingga Merauke yang bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata bahari.
Pengenalan BMKT sebagai salah satu sumber daya kelautan dan sejarah kemaritiman juga dilakukan sejalan dengan kebijakan yang digaungkan Menteri Trenggono.
Adapun tujuannya sendiri untuk mengelola sumber daya laut secara bijak dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.