“Kapal yang tenggelam merupakan sumber daya sejarah, budaya, ilmu pengetahuan, dan ekonomi,” ujar Yakub.
Baca juga: Kementerian KP Ajak Generasi Muda Kembangkan Ekonomi Biru
Tak lupa ia mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Kementerian KP yang telah melakukan riset terkait dengan situs-situs sejarah bawah laut.
Termasuk, kata dia, riset kapal tenggelam bangsa Eropa, baik Spanyol maupun Portugis dalam pelayaran mengelilingi dunia.
“Kami juga berterima kasih karena Kementerian KP telah melengkapi riset dengan narasi sejarah dan rekonstruksi Kapal Trinidad ke Museum Sonyine Malige,” ucap Yakub.
Begitu pula dengan sejumlah artefak yang diangkat berupa keramik dan gerabah juga ditempatkan di Museum Sonyine Malige untuk dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Tidore Kepulauan.
Sementara itu, Kepala LRSDKP Bungus, Nia Naelul Hasanah Ridwan mengatakan, pariwisata bahari merupakan segmen pariwisata terbesar.
"Terutama untuk negara dengan pesisir dan pulau-pulau kecil yang mengandalkan ekosistem laut yang sehat,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Nia, pengembangan pariwisata harus menjadi bagian dari pengelolaan wilayah pesisir terpadu. Hal ini untuk membantu melestarikan ekosistem yang rapuh dan berfungsi sebagai wahana dalam mempromosikan ekonomi biru.
Rangkaian kegiatan diseminasi sendiri meliputi paparan dan penayangan video bawah air temuan bersejarah Situs Soasio dan Situs Tongowai.
Baca juga: Desa Wisata Sangiran di Sragen Punya Situs Sejarah yang Diakui UNESCO
Kemudian dilanjutkan penjelasan tentang display sampel artefak bawah air atau BMKT yang diangkat dari Situs Soasio di perairan Kelurahan Soasio. Ini diambil dari hasil survei dan ekskavasi bawah air oleh tim LRSDKP.
Untuk penyebarluasan hasil riset, BRSDM juga menyerahkan bahan-bahan materi display berupa poster, booklet, buku, storyline tentang informasi warisan bawah air Tidore.
Penyerahan bahan itu termasuk rekonstruksi kapal Trinidad, salah satu kapal dari lima armada Spanyol ekspedisi Ferdinan Magellan dan Juan Sebastian Elcano.
Kapal Trinidad mempunyai misi menjelajahi bumi mencari rempah ke Spice Islands atau Kepulauan Maluku dan tiba di Tidore 500 tahun lalu pada November 1521.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Tidore
Dalam kegiatan diseminasi juga dilakukan penandatanganan papan deklarasi “Let’s Save Our Underwater Heritage: Warisan Budaya Bawah Air Tidore” oleh Kepala Pusriskel beserta Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kota Tidore Kepulauan, dan Perdana Menteri Kesultanan Tidore.
Kemudian hadir pula Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tidore Kepulauan, Wakil Kejaksaan Negeri (Kajari) Tidore, Kadis Pendidikan Tidore Kepulauan, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Tidore Kepulauan, Kepala Museum Sonyine Malige Tidore, Camat Tidore, dan Kepala LRSDKP.