Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aknolt Kristian Pakpahan
Dosen Univeristas Katolik Parahyangan

Dosen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Katolik Parahyangan

Menyikapi Protes Tiongkok Terhadap Indonesia

Kompas.com - 04/12/2021, 13:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Indonesia dapat berperan menahan negara-negara anggota ASEAN yang memiliki klaim yang sama seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam agar tidak bersikap reaktif terkait sengketa Laut Tiongkok Selatan.

Langkah itu untuk menjaga suasana kondusif dan damai di Laut Tiongkok Selatan.

Hal tersebut telah dibuktikan melihat peran Indonesia dalam mencapai kesepakatan mengenai Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DoC) pada tahun 2002.

Kemudian diikuti dengan negosiasi mengenai Code of Conduct (CoC) yang mengutamakan penyelesaian damai atas sengketa Laut Tiongkok Selatan.

Indonesia dapat memainkan posisi trategisnya dengan konsep politik bebas-aktif dalam menjadi penyeimbang (middle power) persaingan politik global antara Tiongkok dan Amerika Serikat terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Pembentukan aliansi Quadrilateral Security Dialogue (Quad) oleh AS, India, Australia, dan Jepang serta kerjasama pertahanan AUKUS oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Australia memang secara kental dibentuk untuk menangkal dominasi Tiongkok, baik secara internasional maupun regional.

Indonesia sudah menunjukkan posisi netral Indonesia sebagai middle power di kawasan.

Hal itu terlihat dari pernyataan Indonesia yang mengingatkan Australia tentang kewajibannya untuk menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah kawasan dan penekankan kewajiban negara-negara lain untuk senantiasa menghormati hukum Internasional.

Ketakutan Tiongkok akan latihan militer gabungan Garuda Shield Indonesia-Amerika Serikat, yang dianggap dapat memengaruhi stabilitas kawasan, juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak bisa didikte oleh siapapun.

Latihan gabungan dapat dianggap salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Potensi ketegangan akibat persaingan politik-kemanan global antara Tiongkok dan Amerika Serikat, yang mengarah pada pecahnya perang/konflik terbuka di kawasan, menuntut TNI harus selalu berbenah dan siap dengan risiko dan ancaman terhadap NKRI.

Dalam konteks ekonomi, Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia saat ini.

Data dari Kementerian perdagangan, total nilai ekspor Indonesia dengan Tiongkok selama 2020 mencapai 71,416 miliar dollar AS.

Sementara data pada bulan Januari-September 2021 mencapai 75,876 miliar dollar AS.

Dalam aktivitas investasi, Tiongkok merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan berbagai proyek seperti Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com