Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Varian Omicron Disebut Tak Tingkatkan Keparahan, Kemenkes Tetap Percepat Vaksinasi

Kompas.com - 02/12/2021, 13:22 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

"(Vaksinasi) sebagai upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari paparan virus SARS-CoV-2 dan mencegah mutasi baru dari Covid-19," kata Nadia dilansir dari tayangan di kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Rabu (1/12/2021).

Terlebih, lanjut Nadia, varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron yang saat ini menjadi perhatian seluruh dunia, tidak meningkatkan keparahan pada individu yang terinfeksi, khususnya bagi individu yang telah mendapatkan Covid-19.

"Hal yang kami lihat adalah varian Omicron ini walau dia cepat menular, dia ini tidak meningkatkan tingkat keparahan. Terutama pada individu yang divaksin. Jadi ayo segera vaksinasi," ujarnya.

Nadia lantas menjelaskan, vaksinasi Covid-19 penting untuk mengantisipasi penularan varian Omicron.

Baca juga: Kemenkes Sebut Varian Omicron Sudah Terdeteksi di 23 Negara

Pada awalnya, varian baru ini masih berstatus under monitoring. Tak berapa lama kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian Omicron masuk dalam kategori variant of concern (VOC).

"Ternyata varian ini merupakan mutasi dari varian-varian sebelumnya. Baik Alfa, Beta, dan Delta. Kita tahu betapa dahsyatnya (dampak penularan) varian Delta pada Juli lalu."

"Kami tidak mau apa yang terjadi nanti pasca Natal dan tahun baru lalu ada varian baru yang jauh lebih dahsyat. Karena dikatakan dia lebih cepat menular. Sehingga (vaksinasi) ini penting," tegas Nadia.

Dia menjelaskan, per 29 November 2021, persentase masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama adalah 66,8 persen.

Kemudian, persentase masyarakat yang sudah mendapatkan dosis kedua sudah 45,6 persen.

Baca juga: Kemenkes: Kita Harus Waspada dan Hati-hati terhadap Varian Omicron

Sementara itu, pemerintah menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama sebesar 77 persen dosis kedua sebesar 55 persen pada akhir 2021.

"Tapi harapannya kita, kalau bisa sama-sama lebih cepat sedikit itu capaian dosis satu bisa 80 persen dan dosis kedua bisa 60 persen."

"PR kita adalah memang pada vaksinasi lansia. Karena vaksinasi lansia untuk dosis lengkap itu 34 persen, dan yang mendapatkan dosis pertama 52 persen. Padahal mereka sudah lebih dulu memulai vaksinasi sebelum masyarakat umum," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Epidemiolog dari Griffifth University Australia Dicky Budiman mengatakan, varian baru B.1.1.529 Omicron bukan sekadar baru, tapi juga ini berpotensi menjadi masalah besar bukan hanya Indonesia dan Afrika, tetapi dunia.

Sebab, meskipun gejala yang diakibat oleh infeksi varian baru ini disebut cukup ringan, kecepatan penularan mencapai lebih dari 500 persen atau lima kali lipat dibandingkan dengan virus SARS-CoV-2 aslinya yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada 2019 lalu.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, Apakah Vaksin Booster Urgen? Ini Kata Kemenkes

Halaman:


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com