Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Memaknai Pertemuan Megawati, Puan, dan Prabowo di Istana Negara

Kompas.com - 23/11/2021, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Oposisi sibuk mencaci
Petahana sibuk membela diri
Masyarakat muak dan berorasi
Persekusi semakin menjadi-jadi

Hadapilah perbedaan dengan lapang dada
Terimalah perbedaan dengan berani
Sampaikan ide dan gagasan yang penuh arti
Buang cemburu yang mengotori hati

Selesaikan masalah dengan bijaksana
Hadapilah tantangan penuh dengan sukacita
Ajaklah kawan dan lawan tanpa pamrih
Bangunlah negeri dengan penuh cinta kasih

Berbicara harus hati-hati
Berkata harus dicermati
Agar nanti tidak dipersekusi

PUISI yang berjudul “Kebebasan Semu” ini saya kutip utuh dari seuntaipuisi.blogspot.com. Tidak ada keterangan nama penulisnya, tetapi saya yakin pembuat puisi ini begitu bernas melihat politik yang banyak “wajah”.

Betapa tidak, publik terutama individu-individu yang terkait dengan rezim kerap melihat makna politik hanya dari diskursus-diskursus yang muncul di pemberitaan tanpa melihat dengan jernih makna di balik peristiwa tersebut. Apalagi jika sudah menggunakan versi sepihak atau “katanya”.

Momen pertemuan antara Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputeri, Ketua DPR Puan Maharani, dengan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, (Rabu, 17/11/2021), menjadi “soal” usai dipertanyakan Mantan Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Mallarangeng.

Ia mempertanyakan secara etika politik dan etika kenegaraan mengapa pertemuan politik tersebut bisa diadakan di Istana?

Andi Mallarangeng menganggap, Istana sebagai simbol lembaga kepresidenan harusnya steril dari agenda politik kepartaian.

Andi yang juga Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mengaku heran mengapa pertemuan politik Megawati dengan Prabowo serta Puan bisa terjadi?

Apakah Presiden Joko Widodo sudah mengizinkan?

Seingat Andi di masa Presiden SBY dulu, pertemuan dengan partai-partai politik digelar di kediaman pribadi SBY di Puri Cikeas, Jawa Barat.

Kompleks Istana itu terdiri dari dua bagian. Pertama, Kantor Kepresidenan tempat presiden bekerja. Kedua, Wisma Negara yang merupakan kediaman presiden.

Pertemuan politik kepartaian yang notabene di luar urusan pemerintahan seyogianya berlangsung di Wisma Negara yang berada di samping Kantor Presiden.

Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Megawati yang Dikritik Demokrat karena Berlangsung di Istana...

Betulkah SBY tidak pernah melangsungkan pertemuan politik di Istana Negara?

Berdasarkan penelusuran pemberitaan media, Presiden SBY pernah melangsungkan pertemuan di Istana Negara dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Majelis Dewan Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (Kompas.com, 24 Desember 2014). 

Silakan tengok di sini: SBY Kembali Bertemu Prabowo 

Selanjutnya, Presiden SBY juga pernah mengundang Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie di Kantor Kepresidenan. Topik pertemuan kedua tokoh ini adalah sikap Partai Golkar dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014.

Usai pertemuan, Juru Bicara Presiden SBY Julian Aldrin Pasha yang menyampaikan isi pertemuan tersebut kepada pekerja media (Kompas.com, 14 Mei 2014).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com