Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

KKP Siapkan Aplikasi Alboom untuk Dukung Ekonomi Biru

Kompas.com - 06/11/2021, 18:58 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) atau pasang merah merupakan peristiwa meledaknya populasi fitoplankton di perairan secara cepat dan masif.

Fenomena tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti kematian massal organisme akuatik, penurunan kualitas perairan, dan keracunan pada manusia akibat mengonsumsi organisme akuatik yang terpapar HABs.

Untuk diketahui, frekuensi kejadian HABs di Indonesia semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan berbagai dampak, mulai dari kerugian lingkungan, ekonomi, wisata, hingga permasalahan kesehatan masyarakat yang tidak sedikit.

Salah satu subsektor perikanan yang terdampak langsung HABs yaitu budidaya ikan. Subsektor ini mengalami kerugian akibat kematian massal ikan budidaya dalam skala besar.

Adapun kerugiannya lainnya adalah peristiwa keracunan setelah mengonsumsi seafood yang terkontaminasi racun dari plankton penyebab HABs.

Walau dampak HABs telah merugikan berbagai sektor, saat ini belum banyak upaya pencegahan dan mitigasi yang dilakukan, khususnya dalam aspek sistem peringatan dini kejadian HABs untuk meminimalisir atau mengurangi efek kerusakannya.

Mempertimbangkan hal tersebut, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui kerja sama riset antara Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Pusat Riset Informatika (PRI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Future University Hakodate, Jepang, telah berhasil membuat suatu terobosan baru dalam upaya antisipasi dampak negatif dari kejadian HABs di Indonesia.

Terobosan tersebut adalah pengembangan aplikasi peringatan dini Algae Bloom Monitoring System atau “Alboom”.

Kerja sama riset yang dikenal dengan nama Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) Mariculture itu telah berlangsung sejak 2017 dan akan berakhir pada 2022.

SATREPS Mariculture tersebut berfokus pada penggunaan big data untuk mengembangkan sistem pengambilan keputusan atau decision support system (DSS) untuk optimasi budidaya laut dan perikanan tangkap.

Untuk diketahui, Alboom merupakan aplikasi yang melibatkan masyarakat pesisir secara aktif sebagai science citizen untuk saling berbagi informasi mengenai kejadian HABs di daerahnya masing-masing.

Partisipasi masyarakat menjadi komponen utama dalam pengembangan model dan menjamin keakuratan suatu sistem DSS, termasuk DSS untuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

Selanjutnya, informasi dan dokumentasi yang dikumpulkan oleh masyarakat tersebut akan membantu dalam memetakan kejadian, distribusi, penyebab kejadian, dan precursor HABs.

Adapun manfaat spesifik dari aplikasi Alboom adalah sebagai sistem peringatan dini bagi masyarakat dan pembudidaya ikan, khususnya di lokasi kejadian HABs.

Sementara, manfaat Alboom secara nasional adalah dapat menyediakan basis data riwayat dan secara real time kejadian HABs di seluruh Indonesia yang saat ini belum tersedia.

Halaman:



Terkini Lainnya

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com