Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

KKP Siapkan Aplikasi Alboom untuk Dukung Ekonomi Biru

Kompas.com - 06/11/2021, 18:58 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

Keberadaan Alboom dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk saling berbagi informasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini.

Upaya tersebut bermanfaat untuk mendukung program pengembangan perikanan budidaya di Indonesia serta perbaikan pengelolaan lingkungan perairan yang berkelanjutan.

Pengembangan Alboom

Untuk diketahui, kerja sama SATREPS Mariculture tersebut didukung oleh delapan lembaga dari Jepang, termasuk Future University Hakodate dan sembilan institusi dari Indonesia.

Kerja sama tersebut mendapat dukungan dana hibah dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Japan Science and Technology Agency (JST), serta pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Saat ini, program SATREPS Mariculture telah memasuki tahap akhir pengembangan sistem sensor real time.

Sistem sensor tersebut dapat berfungsi sebagai akuisisi data kualitas air dan cuaca untuk budidaya perikanan, prediksi stok ikan dan daerah penangkapan untuk perikanan tangkap, DSS Mariculture terintegrasi dengan sub DSS perikanan tangkap, serta aplikasi sistem peringatan dini HABs.

Sensor tersebut juga dapat berfungsi sebagai prediksi kematian ikan serta optimasi manajemen on farm dengan memanfaatkan teknologi internet of things (IoT), smart dashboard, aplikasi e-learning, dan training berbasis operasi open source OpenEdx.

Untuk mendukung pengembangan aplikasi Alboom tersebut, Pusriskan bekerja sama dengan PRI dan BRIN telah melaksanakan acara general lecture dan training workshop aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di sektor perikanan tentang Sistem Peringatan Dini untuk HABs pada Oktober 2021.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendiseminasikan pemanfaatan ICT, khususnya untuk sistem peringatan dini HABs. Tak hanya itu, kegiatan ini juga melibatkan partisipasi masyarakat sebagai science citizen dalam upaya mitigasi HABs di Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro menyampaikan, agar aplikasi Alboom dapat bermanfaat bagi masyarakat kelautan dan perikanan untuk tujuan pengelolaan berkelanjutan.

Pasalnya, pemahaman masyarakat mengenai bahaya HABs yang dapat berdampak pada kematian ikan masih rendah. Untuk itu, perlu adanya sosialisasi untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.

Kusdiantoro menambahkan bahwa dengan teknologi, optimalisasi sumber daya ikan dapat terlaksana dengan baik. Hal ini sejalan dengan program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang digaungkan Menteri Sakti Wahyu Trenggono.

Salah satu program tersebut adalah penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur di setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).

"Tujuannya, untuk keberlanjutan ekologi, peningkatan kesejahteraan nelayan, dan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Kusdiantoro dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/11/2021).

Halaman:



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com