Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Harap Jaminan Kebebasan Berekspresi Tak Berhenti di Lomba Mural Polri

Kompas.com - 30/10/2021, 15:36 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah peserta lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 berharap sikap Polri dan pemerintah dalam menjamin kebebasan berekspresi tidak berhenti pada lomba yang digelar oleh Polri itu.

Ferdiansyah (25 tahun), peserta asal Jakarta Selatan, berpendapat bahwa acara seperti ini perlu diteruskan dibarengi dengan perubahan sikap dari aparat supaya memahami aspirasi yang dituangkan oleh seniman melalui mural.

"Mudah-mudahan saja harapan ke depan ini acara seperti ini terus ada, terus didukung sama pemerintah, terus sama itu sih, sudut pandang dari mereka harus disesuaikan dengan seniman," kata Ferdiansyah saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi lomba, Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).

Baca juga: Buka Lomba Mural, Yang Berani Gambar Pedas Akan Jadi Sahabatnya Kapolri

Ferdiansyah mengatakan, selama ini ia memang belum pernah membuat mural bernada kritik di tempat publik.

Namun, ia merasa tergerak untuk membuat mural berisi kritik setelah ramainya mural bernada kritik yang dihapus oleh aparat pada beberapa waktu lalu.

"Mumpung dibolehin, daripada takutnya kalau kita mengkritik enggak ada ajangnya begini kan ngeri jadi masalah, jadi mendingan seperti ini," ujar dia.

Peserta membuat moral bertema kritik terhadap Polri dalam lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Peserta membuat moral bertema kritik terhadap Polri dalam lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).

Senada, Medi (36), peserta asal Karawang, mengaku tidak takut untuk membuat mural bernada kritik dalam lomba mural tersebut karena kritik terhadap Polri memang menjadi salah satu tema yang diangkat.

Baca juga: Buka Acara Lomba Mural, Kapolri: Kami Hormati Kebebasan Berekspresi

Ia pun berharap, ke depannya para pemural tidak perlu khawatir membuat karya seni berisi kritik di tempat publik.

"Semoga ke depannya para pemural bisa lebih diberi ruang untuk mereka bebas berkreasi berekspresi mengutarakan kreasi mereka dan kritik-kritik mereka," kata Medi.

Peserta lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 tengah menyelesaikan karyanya di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Peserta lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 tengah menyelesaikan karyanya di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
Sementara itu, Masteng (22) mengaku kaget saat mengetahui Polri membuat lomba mural. Sebab, selama ini ia merasa takut untuk membuat mural bernada kritik.

"Ngecat sedikit saja tentang acara 17-an atau har-hari bensar negara saja sudah dicari-cari," ujar peserta asal Depok itu.

Ia juga sempat khawatir untuk mengikuti lomba ini. Namun, ia akhirnya berani mendaftar setelah dibujuk oleh temannya yang menjamin bahwa ia akan aman-aman saja.

Baca juga: Upaya Pembungkaman Aspirasi dalam 2 Tahun Pemerintahan Tahun Jokowi-Maruf, Mural Dihapus hingga Pembentang Poster Ditangkap

Senada dengan Ferdiansyah dan Medi, Masteng berharap masyarakat dapat terus bebas berkarya menurut minatnya masing-masing, termasuk dalam membuat mural.

"Masih banyak, kayak skateboard itu belum difasilitasi, anak-anak BMX juga masih kurang, banyaklah, tato-tato itu juga belum ada sama sekali (wadahnya)," kata dia.

Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo meninjau dalam acara puncak lomba mural bertajuk Bhayangkara Mural Festival 2021 yang digelar di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo meninjau dalam acara puncak lomba mural bertajuk Bhayangkara Mural Festival 2021 yang digelar di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
Diketahui lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 diikuti oleh 80 peserta di tingkat pusat dan 495 peserta di tingkat daerah.

apolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, lomba mural ini merupakan bukti bahwa Polri dan pemerintah tidak antikritik serta tidak membungkam kebebasan berekspresi.

"Kami sebagai institusi Polri memegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari Bapak Presiden, terkait dengan kebebasan berekspresi sehingga tentunya hari ini adalah bukti kami menghormati kebebasan berekspresi," kata Listyo.

Pantauan Kompas.com, sejumlah peserta menyelipkan kritik dalam karya-karya mereka, antara lain soal pembungkaman terhadap masyarakat serta ketidakadilan dalam penegakan hukum.

Tidak sedikit pula peserta yang mengangkat tema pandemi Covid-19 atau mengapresiasi kinerja Polri dalam karyanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com