Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Cukup Pragmatis dalam Tangani Polarisasi

Kompas.com - 24/10/2021, 13:39 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Politik Internasional UPH Aleksius Jemadu menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup pragmatis dalam menangani polarisasi di Indonesia yang sempat terjadi.

Hal tersebut disampaikan menyusul pujian dari profesor di National University of Singapore (NUS) Kishore Mahbubani tentang kepemimpinan Jokowi dalam menangani polarisasi dan membandingkannya dengan yang terjadi di Amerika Serikat.

"Saya kira Jokowi cukup pragmatis untuk mengatakan saya butuh kestabilan dulu, saya rangkul semua elemen-elemen bangsa termasuk lawan politik, dan kelihatanya sedikit berjalan," kata Alek di acara diskusi Crosscheck dengan tema 2 Tahun Jokowi Ma'ruf Di Luar Dipuji, Di Dalam Dicaci secara virtual, Minggu (24/10/2021).

Menurut dia, yang dibutuhkan Presiden dalam memimpin negara adalah kestabilan. Pasalnya, apapun program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik jika situasi tidak stabil.

Salah satu upaya Jokowi dalam merangkul lawan politiknya yakni dengan mengajak pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menjadi rival Jokowi-Ma'ruf dalam pilpres lalu, sebagai menteri dalam kabinet besutannya.

Baca juga: Guru Besar Politik UPH: Pujian Profesor Singapura Kepada Jokowi Tidak Mengada-ada

Prabowo ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, sedangkan Sandiaga sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Sementara dalam politik AS, polarisasi itu masih akan terus dibawa. Warisan dari Donald Trump masih akan berpengaruh di pemilihan presiden berikutnya," kata dia.

"Untuk Jokowi, sepanjang stabil, setidaknya dalam 5 tahun pertama berjalan bagus dan 2 tahun ini sudah stabil juga, dan para pemimpin nasional akur, rakyat merasakan kalau itu suatu yang baik untuk bangsa ini," lanjut Alek.

Sebelumnya diberitakan, Profesor di NUS Kishore Mahbubani mengatakan, Presiden Jokowi merupakan sosok pemimpin negara yang genius.

Artikel yang diterbitkan pada 6 Oktober lalu itu menceritakan capaian Jokowi selama menjadi Presiden Indonesia.

Poin penting yang disampaikan Kishore adalah Jokowi mampu menjaga stabilitas politik bahkan menyatu dengan lawan politiknya.

Baca juga: Dua Tahun Pemerintahan, SMRC Nilai Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Relatif Stabil

"Ketika beberapa negara demokrasi besar memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas," demikian salah satu kutipan tulisan Mahbubani dalam artikel tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com