Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Soedirman, dari Guru Jadi Panglima Besar TNI

Kompas.com - 07/10/2021, 12:15 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Soedirman sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, termasuk mengikuti program kepanduan yang dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah.

Kemampuan Soedirman dalam memimpin dan berorganisasi nampak ketika ia masih duduk di bangku sekolah menengah.

Belum selesai menempuh pendidikan, paman Soedirman meninggal dunia. Sempat mengalami masalah ekonomi karena kekurangan biaya, Soedirman tetap diperbolehkan sekolah di Wirotomo tanpa membayar.

Soedirman lantas melanjutkan studinya di Kweekschool atau sekolah khusus untuk calon guru. Kendati demikian, pendidikan itu tak ia selesaikan karena masalah biaya.

Namun begitu, pada 1936 ia mulai bekerja sebagai seorang guru, bahkan kemudian menjadi kepala sekolah di sekolah dasar Muhammadiyah.

Soedirman juga aktif dalam kegiatan Muhammadiyah lainnya dan menjadi pemimpin Kelompok Pemuda Muhammadiyah pada 1937.

Baca juga: PETA, Militer Bentukan Jepang yang Jadi Cikal Bakal TNI

Sempat gabung PETA sebelum jadi panglima

Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942 Soedirman tetap mengajar.

Namun, pada masa awal penjajahan Jepang, aktivitas mengajar Soedirman dibatasi. Sekolah tempatnya mengajar bahkan dijadikan pos militer Jepang.

Meski begitu, Soedirman berhasil benegosiasi dengan pemerintah Jepang agar tetap bisa mengajar anak-anak pribumi walaupun dengan perlengkapan terbatas.

Karena keterlibatan yang aktif itu Soedirman akhirnya diangkat sebagai ketua Dewan Karesidenan bentukan Jepang pada tahun 1944.

Pada tahun yang sama ia juga bergabung dengan prajurit PETA dan menempuh pendidikan militer. Soedirman juga sempat menjabat sebagai Komandan PETA.

Jelang masa kemerdekaan atau tepatnya ketika peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang awal Agustus 1945, Soedirman diperintahkan langsung oleh Soekarno untuk memimpin perlawanan terhadap Jepang di Jakarta.

Namun, Soedirman menolak hal tersebut karena mengaku belum terbiasa dengan lingkungan Jakarta. Ia justru menawarkan diri untuk memimpin pasukan di Kroya.

Setelah BKR terbentuk, Soedirman pun turut menjadi bagian di dalamnya. Sementara itu, pasukan yang dipimpinnya dijadikan sebagai bagian dari Divisi V oleh Oerip Soemohardjo, yang saat itu ditunjuk sebagai panglima sementara. 

Baca juga: Saat Polri dan TNI Dipisahkan, Sebelumnya Bernaung dalam ABRI...

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com