Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Skandal-skandal Memalukan di Jagat Politik, Kisah Cucu Nyi Roro Kidul hingga Harta Karun Emas

Kompas.com - 06/10/2021, 18:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tentara dikerahkan untuk menjaga agar masyarakat tidak berada di luar rumah selama gerhana matahari total berlangsung.

Konon, Soeharto menggunakan larangan melihat gerhana matahari total 11 Juni 1983 yang berpuncak di Laut Jawa selama 5 menit 11 detik itu untuk menguji tuah kekuasaannya.

Soeharto ingin mengetes apakah titahnya sebagai pemimpin dipatuhi rakyat atau tidak. Dan terbukti, gerhana matahari total yang tidak berbahaya bagi kesahatan menjadi ujicoba yang sukses "daripada" Soeharto. Rakyat yang ketakutan memilih patuh berada di dalam rumah (Kompas.com, 2 Maret 2016).

Di masa Soekarno, tepatnya pada 1958 sempat heboh kabar soal Raja Idrus dan Ratu Markonah yang mengaku punya harta berlimpah.

Kedua pasang diraja ini akan menyumbangkan seluruh hartanya untuk biaya pembebasan Irian Barat. Bung Karno sempat menjamu dan menginapkan mereka di hotel mewah dengan fasiltas kenegaraan.

Akting Raja Idrus akhirnya harus berakhir karena temannya yang sama-sama berprofesi sebagai tukang becak mengetahui latar belakang kehidupan Raja Idrus yang sebenarnya (Sindonews.com, 4 Agustus 2021).

Yang paling anyar, mantan calon presiden yang kini Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Mantan Ketua MPR Amien Rais dan Mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon juga pernah tertipu oleh sandiwara “operasi plastik” Ratna Sarumpaet jelang pemilihan presiden 2019.

Ratna yang aslinya sedang melakukan operasi plastik untuk mempermak wajahnya, mengklaim dikeroyok sejumlah orang karena kekritisannya terhadap Jokowi.

Dengan wajah bengap habis operasi sedot lemak, Ratna mengaku dipukul orang tidak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung (Kompas.com, 13 Juli 2019)

Mengapa gampang tertipu?

Terpilih sebagai anggota Dewan selain menunjukkan kepiawaian dalam menyakinkan orang untuk memilih dirinya di pemilu juga menunjukkan kapablitas intelektual yang dimiliki.

Dari sisi pendidikan, rata-rata anggota DPR mengenyam pendidikan yang bagus dan memadai.

Pertanyaannya, kenapa ada yang mudah tertipu dengan hal-hal di luar nalar sehat?

Keterampilan berkomunikasi dan kemampuan mengolah gestur yang maksimal membuat penipu model cucu Nyi Roro Kidul, Cut Zahara, Raja Idrus dan Ratu Markonah bisa “menyihir” kesadaran yang dimiliki para tokoh nasional sekalipun.

Pertimbangan logika menjadi berantakan karena terbuai dengan lagak dan laku para penipu.

Keberadaan Nyi Roro Kidul hanyalah sebatas mitos turun temurun, mengapa pula bisa percaya dengan kehadiran cucu penguasa pantai laut selatan Jawa? Soal umur nenek Nyi Roro Kidul saja tidak ada tahu, bagaimana pula dengan umur cucunya ?

Mindset alam bawah sadar kita, termasuk para presiden yang pernah tertipu telak, bahwa semua orang adalah baik jadi tidak akan mungkin akan menipu kerap menjadi bumerang.

Siapa yang mengira jika mimpi Menteri Agama bisa salah? Siapa yang bisa membantah jika lingkar dalam Istana yang selalu membisikkan informasi apapun kepada presiden kerap berakhir blunder?

Presiden punya pembantu yang banyak, mulai dari menteri yang mempunya badan penelitian dan pengembangan hingga staf khusus segala yang mengurusi semua permasalahan.

Seharusnya semua informasi yang masuk bisa ditelaah dengan baik dan benar. Jika tertipu sekali mungkin masih bisa dipahami. Akan tetapi jika tertipu berkali-kali oleh orang yang sama, sungguh sangat menggelikan.

Anggota DPR memiliki tenaga ahli yang berlatar belakang pendidikan formal pascasarjana serta pengalaman di lapangan saat membantu kampanye dan merawat konstituen di daerah pemilihannya.

Seharusnya anggota Dewan bisa memerintahkan tenaga ahlinya untuk memverifikasi beberapa tahap setiap informasi. Mencari informasi di era tik tok sekarang ini sungguh sangat mudah.

Ketik saja kalimat "cucu nyi ratu kidul" di mesin pencari internet. Dari sinilah kebodohan dimulai.

Ternyata betul juga, "Kebodohan yang berani akan mengalahkan kepandaian yang ragu-ragu."

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com