Kasus-kasus yang mencengangkan nalar tidak saja terjadi di parlemen tetapi juga merasuk hingga Istana Presiden.
Publik masih ingat tentunya dengan kontroversial air yang sanggup diubah menjadi bahan bakar penggerak kendaraan bermotor di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan menggandeng penemunya, Joko Suprapto, Presiden SBY bahkan sempat me-launching secara resmi program “Minyak Indonesia Bersatu” di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat. Bahan bakar hidrogren itu dibuat dari air..
Dalam acara itu juga diluncurkan kendaraan berbahan bakar air. Bahkan, ikut digelontorkan dana Rp 10 miliar untuk membangun kilang-kilang energi masa depan dengan volume 10 liter per detik. SBY memberi nama “blue energy”.
Penemuan “mahakarya” anak bangsa ini sempat diumumkan SBY di forum Internasional Global Warming di Bali, 2007. Tidak kurang sebelumnya, akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) sudah mewanti-wanti kalau penemuan Joko Suprapto itu “abal-abal” alias tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Saya yang jebolan Kimia Universitas Indonesia dengan nilai yang minim sampai bingung dan heran kok bisa unsur hidrogen menjadi bahan bakar blue energy sekelas avtur dan pertamaks.
Kalau pun bisa, pasti negara-negara yang kampiun dalam pengembangan energi alternatif seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan China sudah melakukannya lebih dahulu.
Tidak itu saja, kalangan lingkar dalam SBY juga mengangkat bibit padi yang sanggup menghasilkan panen 15 ton untuk setiap hektarnya.
Selain blue energy, ada juga blue toy. Yang terakhir ini adalah benih padi super yang disebut sebagai persilangan jenis rojo lele. SBY sempat ikut membangga-banggakan bibit padi ini saat panen perdana padi super toy di Purworejo, Jawa Tengah,
Sejatinya para petani hanya bisa meringis sedih begitu tahu hasil panen per hektarnya hanya menghasilkan padi kualitas jelek dan tidak seindah jargon yang dijanjikan. Petani rugi ratusan juta rupiah. Mereka kapok dengan bibit padi abal-abal itu.
Sama dengan bibit padi, SBY juga pernah tertipu dengan penemuan pupuk oleh dosen Institut Pertanian Bogor (IPB).
Presentasi Usman Hasan Saputra berhasil memperdaya SBY soal khasiat pupuk Nutrisi Saputra. Klaim Usman, pupuk itu bisa menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil panen sampai berkali-kali lipat.
Atas temuan “hebat” ini Usman sempat diberi pernghargaan dan diminta presentasi ke sejumlah menteri (Kompasiana.com, 14 November 2012).
Hasil uji coba Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian menunjukkan hasil yang bertolak belakang. Nutrisi Saputra malah merusak tanah karena hanya mengandung satu dari 16 unsur minimal suatu produk pupuk.
Apa boleh buat, Nutrisi Saputra yang diharapkan SBY sebagai jalan keluar bagi krisis pangan yang sering melanda Indonesia hanya seperti mimpi di siang hari bolong.
Untung ada satu lagi yang gagal digangsir di akhir era periode 10 tahun pemerintahan SBY, yakni dugaan adanya timbunan emas seberat tiga ton di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.
Sempat dilakukan penggalian siang malam di sekitar situs bersejarah yang berusia 5.200 tahun Sebelum Masehi. Padahal usia Situs Gunung Padang jauh lebih tua daripada piramida Gyza di Mesir.
Penggalian yang melibatkan 65 personel tentara tanpa supervisi dari Badan Arkeologi Nasional seperti melecehkan teknik eskavasi. Candi Borobudur saja memakan waktu 10 tahun lebih dan dilakukan dengan sangat hati-hati.
Penggalian Situs Gunung Padang ini menggunakan bor dan cangkul. Cara ini sangat menyalahi peraturan eskavasi arkeologi (Cnnindonesia.com, 15 September 2014).
Konon, di bawah tanah situs ada harta peninggalan Prabu Siliwangi senilai Rp 1.500 triliun. Ini bisa mencukupi untuk membayar utang negara. Situs sudah tergali tetapi bongkahan emas tidak ditemukan. Yang ada hanyalah bongkahan tanah (Tempo.co, 3 November 2003).
Ada juga cerita di luar akal sehat di zaman Soeharto. Seorang wanita asal Aceh yang bernama Cut Zahara sempat dipanggil ke Istana karena mengandung bayi yang bisa mengaji. Wakil Presiden Adam Malik malah sempat mengajak Cut Zahara menemui Soeharto dan Tien Soeharto.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dinyatakan Cut tidak sedang hamil. Bunyi suara bayi yang semula diklaim sebagai kesaktiannya ternyata berasal dari alat perekam yang disembunyikan Cut di balik busananya (Sindonews.com, 4 Agustus 2021).
Soeharto juga pernah melarang rakyat untuk melihat langsung gerhana matahari total tahun 1983 berdasarkan informasi yang tidak akurat. Melihat langsung gerhana disebut bisa menyebabkan kebutaan.