Selain itu, laporan otopsi mencatat kerusakan pada tubuh sejumlah jenderal terjadi karena jenazah mereka terbaring selama sekian lama di dasar sumur yang lembab.
Menurut dokter forensik, inilah yang menyebabkan kondisi mata salah satu korban sangat buruk.
Dalam sebuah wawancara dengan Indoprogress, dokter Liauw Yan Siang yang melakukan otopsi terhadap sejumlah jenderal yang dikubur di dalam sumur di Lubang Buaya juga membantah terjadi penyiksaan.
Sebelumnya, dalam wawancara kepada Majalah D&R edisi 3 Oktober 1998, ahli forensik Universitas Indonesia yang juga terlibat dalam tim otopsi, Prof Dr Arif Budianto juga membantah adanya penyiksaan.
Dia membantah adanya pemotongan terhadap kelamin para jenderal dan korban penculikan pada G30S. Terkait adanya kondisi mata yang buruk, hal itu disebabkan kondisi mayat yang terendam, dan bukan karena ada kekerasan atau adegan paksa.
"Memang kondisi mayat ada yang bola matanya copot, tapi itu karena sudah lebih dari tiga hari terendam, bukan karena dicongkel paksa," ucap Arif kepada D&R, yang kini sudah tidak lagi terbit.
"Saya sampai periksa dengan saksama tepi mata dan tulang-tulang sekitar kelopak mata, apakah ada tulang yang tergores. Ternyata tidak ditemukan,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.