Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Jawa Tengah Catat Kasus Kematian Covid-19 pada Anak Terbanyak

Kompas.com - 27/09/2021, 09:45 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus kematian Covid-19 pada anak di Indonesia paling banyak terjadi di Jawa Tengah.

Hal tersebut ditemukan berdasarkan studi retrospektif dari data 37.706 kasus anak terkonfirmasi Covid-19 yang diperoleh dari laporan kasus Covid-19 pada anak yang dirawat oleh dokter anak yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) selama Maret-Desember 2020.

"Penelitian ini adalah gambaran data terbesar pertama kasus Covid-19 anak di Indonesia pada gelombang pertama Covid-19," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Aman B Pulungan dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).

"Angka kematian yang cukup tinggi adalah hal yang harus dicegah dengan deteksi dini dan tatalaksana yang cepat dan tepat," ujar dia.

Baca juga: IDAI Nilai Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Aman Masuk ke Mal

Laporan riset IDAI menunjukkan, ada tujuh daerah dengan kasus kematian anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak.

Urutan dari yang terbanyak yaitu Jawa Tengah (25), DKI Jakarta (24), Jawa Barat (22), Sumatera Selatan (18), Jawa Timur (11), Sumatera Utara (11), dan Sulawesi Selatan (11).

Hasil riset juga menunjukkan, terdapat 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi Covid-19 terbanyak yakni Jawa Barat (10.903), Riau (3.580), Jawa Tengah (3.108), Sumatera Barat (2.600), Kalimantan Timur (2.033),

Kemudian, Jawa Timur (1.884), Bali (1.524), Sumatera Utara (1.448), DIY (1.275), dan Papua (1.220).

Baca juga: IDAI: Kasus Covid-19 Anak Paling Banyak di Jabar

Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat IDAI, Antonius H Pudjiadi mengatakan, tidak meratanya deteksi kasus Covid-19 terjadi karena fasilitas tes PCR dan fasilitas kesehatan yang berbeda.

"Kapasitas testing PCR saat itu di Indonesia masih rendah dan anak bukan populasi prioritas untuk tes," ujarnya.

Berdasarkan data tersebut, di antara anak-anak terkonfirmasi Covid-19 yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak yaitu pada usia 10-18 tahun (26 persen), diikuti 1-5 tahun (23 persen), 29 hari- kurang dari 12 bulan (23 persen), 0-28 hari (15 persen), dan 6 tahun kurang dari 10 tahun (13 persen).

Kemudian, dari hasil riset tersebut diperoleh case fatality rate (CFR) Covid-19 pada anak di Indonesia yaitu 522 kematian dari 35.506 kasus suspek (CFR 1,4 persen), dan 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi (CFR 0.46 persen).

Baca juga: Ketua IDAI: Kita Tak Mau Syarat Kesehatan untuk Pelaksanaan PTM Didiskon

Laporan riset tersebut juga menyebutkan CFR Covid-19 anak di Indonesia ini jauh lebih tinggi dibanding di negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, kemungkinan karena kapasitas pemeriksaan (testing) yang rendah sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi.

Di samping itu, laporan juga mengungkapkan penyebab kematian anak akibat Covid-19 terbanyak disebabkan faktor gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Sementara komorbid terbanyak pada anak Covid-19 yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, disusul penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun.

Sementara, ada 62 anak meninggal tanpa komorbid.

Baca juga: IDAI Sebut Tak Diikutsertakan Susun Persyaratan PTM dari Sisi Kesehatan

Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDAI Yogi Prawira mengatakan, faktor penyebab gagal napas dan sepsis/syok sepsis terjadi pada kondisi Covid-19 yang berat, sehingga pemantauan kondisi serta tatalaksana secara dini dan tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya dua kondisi tersebut.

Adapun hasil penelitian IDAI tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah "Frontiers in Pediatrics" yang terbit 23 September 2021 lalu.

Terakhir, IDAI menyampaikan, data Kemenkes pada waktu yang sama mendapatkan 77.254 kasus anak terkonfirmasi Covid-19 dari total kasus 671.778, yaitu sekitar 11.5 persen.

Perbedaan jumlah ini terjadi karena di penelitian ini yang terdata hanyalah kasus yang ditangani oleh dokter anak, sedangkan Kemenkes juga masukkan data dari anak yang tidak bergejala dan hasil telusur kontak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com