Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Ditangkap karena Bentangkan Poster Saat Menyambut Jokowi...

Kompas.com - 13/09/2021, 15:36 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang ditangkap aparat keamanan ketika Presiden Joko Widodo alias Jokowi melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah.

Berdasarkan catatan Kompas.com, sejak 2019 hingga 2021, tercatat ada tiga insiden penangkapan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja ke daerah.

Tiga insiden penangkapan itu terjadi dengan alasan yang sama, yaitu karena membentangkan poster ketika menyambut kedatangan Jokowi di daerah.

Baca juga: Saat Jokowi Bertemu Joko Widodo di Klaten...

Di mana dan kapan saja aksi penangkapan itu? 

Mahasiswa UNS

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah pada hari ini, Senin (13/9/2021). Salah satu agendanya dalam kunjungan kerja kali ini adalah menghadiri acara Forum Rektor di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Mengutip TribunSolo.com, saat Jokowi berkunjung ke UNS tersebut, sejumlah mahasiswa ditangkap karena hendak membentangkan poster di depan UNS. Hal tersebut dibenarkan oleh Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa.

"Kami ingin menyambut Pak Jokowi, tapi mungkin beberapa teman ingin menyampaikan apresiasi lewat poster dan sebagainya," kata Zakky.

Baca juga: Jokowi Ingin Akses Masyarakat terhadap Vaksinasi Covid-19 Dipermudah

Namun, sebelum spanduk tersebut dibentangkan, para mahasiswa tersebut sudah diantisipasi oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian melakukan sweeping di depan kampus UNS dan menggeledah tas sejumlah mahasiswa.

"Teman-teman kami ditangkap. Sekitar tujuh orang, dan sepertinya masih nambah lagi," ujarnya.

Ia masih mencari tahu ke mana tujuh mahasiswa itu dibawa pihak kepolisian.

Zakky mengatakan, tulisan dalam spanduk tersebut tak ada unsur untuk menghina Presiden.

Hanya saja, mahasiswa ingin Presiden membenahi sejumlah isu nasional, yang dinilai mahasiswa perlu dibenahi.

"Isinya dengan kata-kata yang sopan, misalnya Jokowi tolong benahi KPK," katanya.

Peternak di Blitar 

Seminggu sebelumnya, seorang pria di Blitar juga diamankan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di Kota Blitar pada 7 Agustus 2021.

Pria tersebut diamankan karena membentangkan poster saat mobil yang membawa Jokowi tengah melintas hendak menuju ke makam Bung Karno. Poster tersebut bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery Setiawan mengatakan, insiden diamankannya pria pembentang poster ke arah Presiden itu disebut sebagai tindakan spontan dalam prosedur pengamanan VVIP.

Baca juga: Kompolnas: Polres Blitar Perlu Jelaskan Penangkapan Pria yang Bentangkan Poster ke Jokowi

Pria tersebut, kata Yudhi, juga digelandang ke kantor polisi karena dia muncul secara tiba-tiba saat Presiden Jokowi berkunjung. Pria tersebut mendadak muncul, persis ketika mobil yang dikendarai Presiden Jokowi sedang melintas.

"Kemarin kita amankan seseorang yang tiba-tiba muncul, kemudian kita amankan. Kenapa kita amankan. Pertama, kita ingin tahu siapa identitas yang bersangkutan," ujar Yudhi kepada wartawan, Rabu (8/9/2021).

Menurut Yudhi, polisi membawa pria pembentang poster supaya tidak memancing perhatian warga sekitar. Hal tersebut dikhawatirkan menimbulkan kerumunan yang berujung pada pelanggaran protokol kesehatan.

Yudhi menjelaskan, pria tersebut berinisial S, warga Kabupaten Blitar. Polisi juga melakukan pengecekan ke asosiasi peternak ayam. Hasilnya, S merupakan anggota asosiasi peternak ayam.

"Kita crosscheck dan pastikan dia memang peternak," kata Yudhi.

Yudhi menyebut bahwa setengah jam usai diamankan, pria itu langsung dilepaskan, bahkan diantarkan pulang oleh petugas.

Petani Tuban 

Pada akhir tahun 2019 juga pernah terjadi kejadian serupa. Saat itu, tiga petani di Tuban ditangkap polisi saat Jokowi melakukan kunjungan kerja untuk meninjau kilang Petrokimia di Tuban, Jawa Timur, pada 21 Desember 2019. 

Menurut Manajer Kampanye Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Jawa Timur Wahyu Eka Setyawan, ketiga petani itu adalah Wawan, Mashuri, dan Basori.

Ketiganya ditangkap karena berniat membentangkan spanduk protes menolak lahan mereka digusur untuk pembangunan kilang minyak PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) saat kedatangan Presiden Jokowi dan rombongan.

Baca juga: 3 Petani Tuban Ditangkap Saat Jokowi Berkunjung, Ini Kata Istana

Spanduk tersebut berbunyi "Tanah Tidak Dijual, Pak Jokowi Jangan Paksa Kami Jual Lahan".

"Alasan penahanan tersebut diduga terkait kunjungan Jokowi beserta pejabat tinggi negara ke tapak kilang minyak,” kata Wahyu melalui keterangan tertulis.

Wahyu mengatakan, aksi protes tersebut sejatinya dilakukan sebagai akumulasi kekecewaan karena lahannya akan diambil alih paksa untuk kepentingan proyek.

Kendati begitu, ia menyesalkan apa yang dilakukan ketiga petani Tuban tersebut justru seakan-akan dianggap seperti teroris yang membahayakan negara.

Setelah sehari ditahan, keesokan harinya pada 22 Desember 2019, ketiga petani tiu dibebaskan pukul 13.41 WIB.

Istana Negara melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko merespons atas kejadian itu. Moeldoko mengatakan, masih ada warga sekitar kilang yang belum memahami kepentingan nasional di balik pembangunan kilang minyak.

Baca juga: Tinjau Kilang Petrokimia TPPI, Jokowi Minta Selesai dalam 3 Tahun

Padahal, pembangunan kilang ini akan meningkatkan produksi minyak dalam negeri sehingga Indonesia tak terus-menerus tergantung pada impor minyak.

"Saya pikir memang perlu pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat karena kita bicara kepentingan nasional, bukan kepentingan perorangan atau kepentingan perusahaan, tapi kita bicara tentang kepentingan nasional dan pride sebuah bangsa," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Moeldoko mengatakan, pembangunan kilang minyak di Tuban ini sebenarnya sudah berlangsung lama.

Namun, proses pembangunannya sempat berhenti dan baru akan dilanjutkan kembali.

Selama proses tersebut, ia menilai bisa jadi ada komunikasi yang stagnan kepada warga setempat. Untuk itu, Moeldoko memastikan pemerintah dan PT Pertamina akan kembali melakukan sosialisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com