Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Susun Peta Jalan Sistem Informasi untuk Deteksi Penyakit Menular

Kompas.com - 26/08/2021, 14:46 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyusun peta jalan Sistem Informasi Zoonosis dan EIDs (SIZE) nasional.

SIZE merupakan sistem deteksi, pelaporan, dan respons dini tentang infomasi kejadian penyakit menular yang dilakukan secara realtime.

Sistem tersebut terkoordinasi dan dioperasikan oleh tenaga kesehatan di sektor kesehatan masyarakat, hewan, dan satwa liar.

"SIZE ini sangat penting karena bisa meningkatkan awareness kita dan memberikan respons cepat dalam mengantisipasi penyakit," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto, dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Asosiasi Dinas Kesehatan: Covid-19 Jadi Penyakit Endemik Masih Tanda Tanya

Agus mengatakan, apabila awareness atau perhatian masyarakat bagus dan respons yang diberikan pun cepat, maka pencegahan adanya penyakit menular menjadi lebih besar.

Selain itu, dengan pengetahuan yang menjadi modal utama dan sistem yang ada mampu menciptakan informasi akurat, maka pencegahan penyakit pun dapat dilakuka lebih efektif.

"Jadi bukan hanya Covid-19, tapi semua penyakit. Kita tentu membutuhkan update penyakit-penyakit apa saja yang berisiko dan informasi ini harus cepat atau realtime," kata dia.

Agus mengatakan, SIZE awalnya dikembangkan Kemenko PMK bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan versi SIZE 1.0.

Sementara dalam implementasinya, versinya ditingkatkan menjadi 2.0 melalui Kementerian Pertanian dan FAO yang bekerja sama dengan BPPT.

Baca juga: Covid-19 Disebut Akan Menjadi Penyakit Endemi, Apa Maksudnya?

Hingga kini, SIZE berfokus pada penyakit rabies dan telah diujicoba di 4 kabupaten yang ada di 4 provinsi lokasi Pilot One Health.

Konsultan USAID IDDS Anis Fuad mengatakan, Indonesia adalah salah satu hotspot emerging infectious diseases sehingga perlu penguatan kapasitas nasional melalui sistem survailans yang andal.

Terutama untuk pengetahuan dan pengendalian penyakit menular baru serta zoonosis yang berpotensi pandemi.

"Perlu kolaborasi lintas sektor menggunakan pendekatan One Health. Tentunya didukung dengan sistem informasi dan mekanisme berbagi data antar kementerian/lembaga dan semua komponen kesehatan," kata dia.

Baca juga: Menko PMK Minta Ibu Menyusui yang Sudah Divaksinasi Covid-19 Tetap Berikan ASI

Sebelumnya telah disepakati berbagi data untuk penyakit zoonotic strategis prioritas tersebut. Antara lain penyakit anthrax, rabies, Al, leptospirosis, dan EIDs.

Anis mengatakan, tantangan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memperluas implementasi pilot, cakupan penyakit, koordinasi, manajemen pengetahuan, infrastruktur komunikasi dan jaringan, pembiayaan, serta interoperabilitas.

"Tahapan peta jalan SIZE nasional dimulai tahun ini melalui komitmen kementerian/lembaga terkait, aspek hukum dan kelembagaan, kualitas data, serta manajemen pengetahuan," kata Anis.

Selanjutnya pada 2022, pihaknya akan melakukan perluasan uji coba dengan mengembangkan modul baru dan tahun 2023, data yang ada bisa dimanfaatkan untuk survailans.

"Pada 2024 harapannya kita sudah bisa menghasilkan SIZE nasional yang mantap dan andal," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com