SIZE merupakan sistem deteksi, pelaporan, dan respons dini tentang infomasi kejadian penyakit menular yang dilakukan secara realtime.
Sistem tersebut terkoordinasi dan dioperasikan oleh tenaga kesehatan di sektor kesehatan masyarakat, hewan, dan satwa liar.
"SIZE ini sangat penting karena bisa meningkatkan awareness kita dan memberikan respons cepat dalam mengantisipasi penyakit," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto, dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, Kamis (26/8/2021).
Agus mengatakan, apabila awareness atau perhatian masyarakat bagus dan respons yang diberikan pun cepat, maka pencegahan adanya penyakit menular menjadi lebih besar.
Selain itu, dengan pengetahuan yang menjadi modal utama dan sistem yang ada mampu menciptakan informasi akurat, maka pencegahan penyakit pun dapat dilakuka lebih efektif.
"Jadi bukan hanya Covid-19, tapi semua penyakit. Kita tentu membutuhkan update penyakit-penyakit apa saja yang berisiko dan informasi ini harus cepat atau realtime," kata dia.
Agus mengatakan, SIZE awalnya dikembangkan Kemenko PMK bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan versi SIZE 1.0.
Sementara dalam implementasinya, versinya ditingkatkan menjadi 2.0 melalui Kementerian Pertanian dan FAO yang bekerja sama dengan BPPT.
Hingga kini, SIZE berfokus pada penyakit rabies dan telah diujicoba di 4 kabupaten yang ada di 4 provinsi lokasi Pilot One Health.
Konsultan USAID IDDS Anis Fuad mengatakan, Indonesia adalah salah satu hotspot emerging infectious diseases sehingga perlu penguatan kapasitas nasional melalui sistem survailans yang andal.
Terutama untuk pengetahuan dan pengendalian penyakit menular baru serta zoonosis yang berpotensi pandemi.
"Perlu kolaborasi lintas sektor menggunakan pendekatan One Health. Tentunya didukung dengan sistem informasi dan mekanisme berbagi data antar kementerian/lembaga dan semua komponen kesehatan," kata dia.
Sebelumnya telah disepakati berbagi data untuk penyakit zoonotic strategis prioritas tersebut. Antara lain penyakit anthrax, rabies, Al, leptospirosis, dan EIDs.
Anis mengatakan, tantangan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memperluas implementasi pilot, cakupan penyakit, koordinasi, manajemen pengetahuan, infrastruktur komunikasi dan jaringan, pembiayaan, serta interoperabilitas.
"Tahapan peta jalan SIZE nasional dimulai tahun ini melalui komitmen kementerian/lembaga terkait, aspek hukum dan kelembagaan, kualitas data, serta manajemen pengetahuan," kata Anis.
Selanjutnya pada 2022, pihaknya akan melakukan perluasan uji coba dengan mengembangkan modul baru dan tahun 2023, data yang ada bisa dimanfaatkan untuk survailans.
"Pada 2024 harapannya kita sudah bisa menghasilkan SIZE nasional yang mantap dan andal," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/08/26/14461011/pemerintah-susun-peta-jalan-sistem-informasi-untuk-deteksi-penyakit-menular