Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemerdekaan Tak Tiba-tiba, Zulkifli Hasan Ajak Merefleksikan Perjuangan Pahlawan

Kompas.com - 19/08/2021, 15:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak semua pihak merefleksikan peringatan Kemerdekaan Ke-76 Republik Indonesia.

Hal pertama yang perlu direfleksikan adalah mengenai kemerdekaan yang tidak tiba-tiba diraih. Ada perjuangan para pahlawan yang tak mudah untuk meraih kemerdekaan.

"Para pahlawan, para pendahulu, para founding fathers kita untuk mengupayakan kemerdekaan itu. Kita tidak datang tiba-tiba seperti hari ini, saudara-saudara. Tapi melalui perjuangan yang panjang," kata Zulkifli dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum PAN memperingati 50 Tahun The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Kamis (19/8/2021).

"Dengan melihat sejarah, izinkan saya mengajak kita semua untuk berefleksi sejenak, perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak ditempuh dengan cara yang mudah," kata dia.

Baca juga: Survei IPO: Elektabilitas Erick Thohir dan Zulkifli Hasan Ungguli Politisi Pemasang Baliho

Ia mengingatkan semua pihak bahwa kemerdekaan Indonesia pada 76 tahun yang lalu itu diraih dengan berbagai pengorbanan para pahlawan mulai dari darah, nyawa, jiwa, hingga harta.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, pengorbanan itu adalah fakta yang dapat dibaca di seluruh literatur sejarah mengenai kemerdekaan Indonesia.

Setelah itu, Zulhas mengungkapkan bahwa sebelum Indonesia merdeka, negeri ini dikenal dengan sebutan Nusantara.

"Pada mulanya memang belum ada imajinasi bersama apa yang disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belum ada Indonesia sebagai komunitas yang terbayangkan pada waktu itu," ujarnya.

Baca juga: Fraksi PAN Minta Wacana Amendemen UUD 1945 Tidak Terburu-buru

Kala itu Nusantara, lanjut Zulhas, merupakan sebuah wilayah yang terdiri dari berbagai suku, budaya yang berbeda dan belum terikat oleh rasa persatuan sebagai bangsa dan Tanah Air Indonesia.

Kemudian, pada awal tahun 1900-an, mulai bertumbuh kesadaran dan keinginan untuk mempersatukan suku-suku dan latar belakang berbeda itu.

"Kesadaran berbangsa itu boleh kita katakan mulai tumbuh subur pada awal abad ke-19," tutur dia.

Pada periode itu, Zulhas bercerita bahwa mulai tumbuh organisasi masyarakat (ormas) mulai tahun 1905 yaitu perkumpulan Orang Islam bernama Jamiatul Khair, lalu Serikat Dagang Islam yang kemudian menjadi Serikat Islam.

Baca juga: Marak Baliho Elite Partai Politik, Juru Bicara PAN: Lebih Baik Uangnya untuk Bantu Rakyat

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com