Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Rosihan Anwar Saat Kerusuhan 27 Juli 1996...

Kompas.com - 27/07/2021, 11:21 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sikap menantang itu menarik banyak perhatian. Tiap hari di markas PDI digelar mimbar bebas. Kaum aktivis pro-demokrasi, kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM), wong cilik di kota, semua mendukung Megawati.

Keributan yang terjadi di kantor PDI di Jalan Diponegoro pada 27 Juli pagi itu merupakan buntut dari dualisme.

Baca juga: Ketika Orde Baru Tuding PRD Salah Satu Penyebab Kerusuhan 27 Juli 1996

Rosihan menuturkan, saat menuju perempatan lewat jalan kecil di tepi kali, ia sempat dicegat seorang mahasiswa yang memperkenalkan diri sebagai putra Abdullah Alamudi, wartawan harian Pedoman awal 1970-an.

Mahasiswa itu mengatakan kepadanya telah memanjat sebuah pohon di tepi jalan dan dari sana melihat mobil-mobil ambulans mengangkut banyak korban yang tewas di markas PDI.

"Berapa banyaknya dia tidak tahu. Bagaimana mengecek kebenaran informasi tersebut?" katanya.

Rosihan pun tiba di dekat mulut Jalan Surabaya, depan rumah nomor 39. Di situ, ada sejumlah wartawan dalam dan luar negeri.

Para wartawan sempat disetop oleh seorang perwira Polri. Namun, Rosihan meminta izin supaya wartawan boleh maju sedikit lagi agar dapat melihat lebih jelas.

"Akhirnya perwira Polri yang tahu saya adalah wartawan senior, mengizinkan insan-insan pers maju lagi 25 meter," tutur Rosihan.

Mereka pun sampai di sebuah jembatan kecil yang melintangi kali Jalan Surabaya. Dari situ, Rosihan dan para wartawan bisa memandang luar ke kiri.

Di depan markas PDI, tampak laki-laki tegap berpakaian hitam dengan tanda gambar banteng, dengan potongan rambut cepak, beramai-ramai melemparkan batu ke rumah yang sedang terbakar.

Serangan itu dibalas dengan sengit oleh pengikut Megawati dengan timpukan batu pula.

Berdasarkan cerita yang Rosihan dengar dari seorang warga, gerombolan laki-laki penyerang markas PDI itu keluar dari bus-bus yang datang dan berhenti sejak pagi di jalan sekitar bioskop terdekat, Megaria.

Asap mengepul dari atap yang gentengnya sudah pecah-pecah. Rosihan tak melihat ada mobil pemadam kebakaran di sekitar situ.

"Lama-lama rumah ini bisa terbakar habis," ucapnya.

Memilih diam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com