Masyarakat lapisan bawah menjadi kelompok yang paling terdampak dari kebijakan ini, khususnya pekerja sub-sistem dan masyarakat yang tak memiliki pekerjaan tetap. Padahal kelompok ini jumlahnya semakin membesar di Indonesia sejak pandemi melanda negeri ini.
Di media massa dan media sosial bertebaran berita atau informasi adanya masyarakat yang menentang dan melawan penerapan PPKM Darurat.
Di Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021), puluhan warga menyerang petugas yang melakukan patroli protokol kesehatan di Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur.
Puluhan warga tersebut tak terima karena rekan mereka kena razia. Mereka melempari dan menyerang mobil operasional petugas.
Kasus serupa juga terjadi di Solo. Sejumlah pedagang di Pasar Klitikan, Notoharjo, Solo mengintimidasi petugas Satpol PP yang melakukan penertiban PPKM Darurat pada Minggu (4/7/2021) di wilayah itu.
Baca juga: Setelah Pedagang, Pengusaha Hotel dan Restoran Juga Ikut Kibarkan Bendera Putih
Para pedagang yang membuka lapak di depan pasar, diminta menutup kegiatan jual-belinya karena melanggar aturan. Namun, para pedagang menolak dan terlibat cekcok dengan petugas.
Perlawanan juga terjadi di ibu kota. Penolakan terlihat di beberapa titik penyekatan pada hari pertama PPKM Darurat diterapkan. Misalnya di pertigaan Lampiri, Kalimalang, Jakarta Timur.
Titik yang menjadi perbatasan antara Bekasi ke Jakarta itu dipadati pemotor yang menolak disekat oleh petugas. Mereka berdebat dengan aparat yang berjaga dan membuat kemacetan yang sangat panjang.
Jika diurut dan dirunut, daftar warga atau masyarakat yang melawan PPKM Darurat bisa sangat panjang. Dan kita semua mafhum, mereka melakukan itu bukan tanpa sebab dan alasan.
Bertahan hidup dan mencari makan menjadi salah satu alasan utama yang mengemuka terkait maraknya berbagai penolakan dan perlawanan warga.
Namun, kenapa pemerintah memperpanjang PPKM Darurat? Apa dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan ini?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (21/7/2021), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.