Beberapa industri oksigen besar, seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, juga berkomitmen memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.
Industri oksigen kecil juga akan dikerahkan untuk mengonversi produksi gas oksigen ke oksigen farmasi.
Ke depan, setelah kasus Covid-19 dan permintaan oksigen kembali melandai, industri baru akan pelan-pelan mengurangi pasokan oksigen untuk medis menjadi 90 persen. Sebanyak 10 persen sisanya untuk penggunaan industri, seperti sektor baja dan petrokimia.
”Kebetulan memang dalam kondisi seperti ini, industri lain sedang menurun kinerjanya. Mereka harus mengurangi operasinya dulu karena kita perlu lihat prioritas,” katanya.
Baca juga: Anggota DPR Ini Dukung Wacana Pemerintah untuk Impor Tabung Oksigen
Impor oksigen
Luhut mengungkap rencana impor oksigen konsentrator untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah melalui Kemenperin dan Kemenkes akan membuat database produsen dan distributor untuk ketersediaan oksigen, baik memproduksi dari dalam negeri maupun yang diimpor.
“Oksigen konsentrator ini bisa kita impor melalui Kemenperin (Kementerian Perindustrian) kalau sudah di-approve Kemenkes (Kementerian Kesehatan),” kata Luhut.
Baca juga: Kelangkaan Oksigen Tak Bisa Dibiarkan, Dampaknya terhadap Pasien, dan Upaya Pemerintah Mengatasinya
Luhut berharap agar oksigen konsentrator bisa tersedia di hari Selasa atau Rabu pekan ini untuk mengisi kelangkaan yang terjadi di sejumlah fasilitas kesehatan. Karena itu, Luhut menugaskan Kemenperin segera memastikan kapasitas dan sumber untuk oksigen impor sekaligus memastikan kedatangan oksigen tersebut.
”Saya kira kita bisa kerahkan oksigen produksi dalam negeri dan oksigen konsentrator untuk pasien isolasi (mandiri). Oksigen konsentrator ini bisa kita impor melalui Kemenperin kalau sudah ada izin dari Kemenkes,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.