Salin Artikel

Indonesia Krisis Oksigen

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah Rumah Sakit di Indonesia melaporkan mulai kesulitan pasokan oksigen saat pasien Covid-19 terus bertambah.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, karena jumlah pasien yang banyak dan adanya masalah pada kapasitas produksi oksigen serta distribusi.

Nadia mengatakan, Kemenkes telah berupaya mendorong produsen menambah kapasitas produksi dan memprioritaskan distribusi ke fasilitas kesehatan, tidak lagi ke industri.

"Sudah diusahakan, tetapi sepertinya memang belum memenuhi kapasitas yang dibutuhkan," ujar Nadia seperti yang dikutip dari Kompas.Id, Senin (5/7/2021).

Sejumlah RS yang menyatakan kesulitan oksigen, di antaranya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Selain itu di Bandung, beberapa RS juga telah menutup layanan karena kesulitan oksigen.

Misalnya, RS Al Islam Bandung yang mengumumkan sejak Minggu pukul 14.00 WIB tidak lagi menerima pasien karena tidak lagi mendapat pasokan tabung oksigen dari distributor, keterbatasan obat, dan banyak karyawan yang terpapar.

Sebelumnya pada Jumat (2/7), RSUD Bandung juga mengumumkan menutup layanan IGD-nya, karena kewalahan mengatasi membeludaknya pasien, selain juga masalah banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar. 

Di Kendari, Sulawesi Tenggara, sejumlah RS rujukan juga kewalahan menerima pasien. Bahkan pasien harus antre masuk ke ruang perawatan untuk mendapatkan oksigen.

“Beberapa pasien masih berada di UGD, menunggu kamar kosong. Mau bagaimana lagi, kamar sudah terisi semua,” kata Direktur RSUD Bahteramas Hasmuddin.

Demikian juga di Kota Surabaya, Jawa Timur, RSUD Dr Soetomo tak bisa lagi menampung pasien Covid-19. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya segera membangun tenda darurat khusus untuk pasien Covid-19 di Lapangan Hockey, seberang RSUD.

“Suasana penanganan, terutama di IGD, sudah seperti perang. Kami benar-benar kewalahan,” kata Direktur RSUD Dr Soetomo Joni Wahyuhadi.


Dokter yang juga epidemiolog dari Universitas Jenderal Soedirman Yudhi Wibowo mengatakan, ketersediaan oksigen di wilayah Banyumas juga menipis.

"Laporan dari rekan-rekan di RS memang pasokan juga menipis dan dikhawatirkan akan habis dalam beberapa hari ini kalau tidak ada pasokan. Ini karena lonjakan pasien yang membutuhkan oksigen memang tinggi sekali," kata dia.

Pasokan oksigen industri dikonversi untuk medis

Menyikapi kelangkaan pasokan oksigen di lapangan, pemerintah meminta industri memaksimalkan pasokan oksigen untuk penanganan Covid-19. Produsen disebutkan siap menggeser seluruh produksi oksigennya untuk keperluan medis dengan perkiraan kapasitas produksi 1.400-1.700 ton oksigen per hari.

Berdasarkan data Kemenkes dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terjadi kenaikan permintaan oksigen hingga lima kali lipat dalam beberapa hari terakhir. Awalnya, kebutuhan untuk medis 300-400 ton per hari. Kini, dengan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi, permintaannya mencapai 1.500 ton per hari.

Dalam rapat koordinasi antara Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman), Kemenkes, dan Kemenperin, Minggu (4/7/2021) malam, disepakati produsen gas oksigen wajib menggeser 100 persen produksi oksigennya untuk medis, bukan penggunaan industri.

”Saya minta 100 persen produksi oksigen untuk kepentingan medis dulu. Artinya, seluruh alokasi industri harus dialihkan ke medis,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan.

Menurut rencana, pemerintah melalui Kemenkes dan Kemenperin akan membuat basis data produsen dan distributor untuk informasi ketersediaan oksigen, baik dengan memaksimalkan produksi dalam negeri maupun melakukan impor.

Direktur Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Fridy Juwono mengatakan, industri pada prinsipnya siap mengalihkan seluruh pasokan oksigennya untuk kebutuhan medis dan memaksimalkan utilisasi industri hingga 100 persen. Sebelumnya, utilisasi industri oksigen hanya 80 persen.

Itu artinya, dalam sehari, perusahaan bisa memproduksi oksigen 1.400-1.700 ton per hari. Mayoritas akan dipakai untuk Pulau Jawa, di mana lonjakan kasus Covid-19 sedang tinggi dan oksigen kian langka.

”Ini sudah masalah kemanusiaan, jadi harus ada prioritas. Kami sudah mengimbau ke para produsen, dan mereka mengatakan mau berkomitmen,” kata Fridy, Senin.


Beberapa industri oksigen besar, seperti Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, juga berkomitmen memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.

Industri oksigen kecil juga akan dikerahkan untuk mengonversi produksi gas oksigen ke oksigen farmasi.

Ke depan, setelah kasus Covid-19 dan permintaan oksigen kembali melandai, industri baru akan pelan-pelan mengurangi pasokan oksigen untuk medis menjadi 90 persen. Sebanyak 10 persen sisanya untuk penggunaan industri, seperti sektor baja dan petrokimia. 

”Kebetulan memang dalam kondisi seperti ini, industri lain sedang menurun kinerjanya. Mereka harus mengurangi operasinya dulu karena kita perlu lihat prioritas,” katanya.

Impor oksigen

Luhut mengungkap rencana impor oksigen konsentrator untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah melalui Kemenperin dan Kemenkes akan membuat database produsen dan distributor untuk ketersediaan oksigen, baik memproduksi dari dalam negeri maupun yang diimpor.

“Oksigen konsentrator ini bisa kita impor melalui Kemenperin (Kementerian Perindustrian) kalau sudah di-approve Kemenkes (Kementerian Kesehatan),” kata Luhut.

Luhut berharap agar oksigen konsentrator bisa tersedia di hari Selasa atau Rabu pekan ini untuk mengisi kelangkaan yang terjadi di sejumlah fasilitas kesehatan. Karena itu, Luhut menugaskan Kemenperin segera memastikan kapasitas dan sumber untuk oksigen impor sekaligus memastikan kedatangan oksigen tersebut.

”Saya kira kita bisa kerahkan oksigen produksi dalam negeri dan oksigen konsentrator untuk pasien isolasi (mandiri). Oksigen konsentrator ini bisa kita impor melalui Kemenperin kalau sudah ada izin dari Kemenkes,” katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/05/17030151/indonesia-krisis-oksigen

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Prabowo: Tidak Boleh Lagi Ada Orang Miskin di Indonesia

Prabowo: Tidak Boleh Lagi Ada Orang Miskin di Indonesia

Nasional
Belum Dapat Izin Pemerintah China, KPU RI Tak Bisa Dirikan TPS di Hong Kong dan Makau

Belum Dapat Izin Pemerintah China, KPU RI Tak Bisa Dirikan TPS di Hong Kong dan Makau

Nasional
Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Nasional
Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Nasional
Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Nasional
Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Nasional
KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

Nasional
Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Nasional
Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Nasional
Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Nasional
Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Nasional
KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat 'Pemilu Berdarah'

KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat "Pemilu Berdarah"

Nasional
Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Nasional
Muzani: Insya Allah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Muzani: Insya Allah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Nasional
Anies Klaim Bakal Tegakkan Supremasi Hukum jika Terpilih Jadi Presiden

Anies Klaim Bakal Tegakkan Supremasi Hukum jika Terpilih Jadi Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke