JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati menilai, pemerintah harus melakukan kebijakan extra ordinary atau kebijakan luar biasa untuk mengatasi masalah kelangkaan oksigen yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Kurniasih berpendapat, salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah memangkas rantai pasok oksigen agar proses distribusi tidak perlu melalui agen atau distribusi kecil.
"Jika perlu, pemerintah buat kebijakan agar rantai pasok oksigen sampai ke konsumen masyarakat lebih dipangkas, tidak lagi melalui agen atau distributor kecil, tetapi langsung dari distributor utama. Lakukan semacam operasi pasokan langsung ke masyarakat dan faskes yang membutuhkan untuk penanganan pasien Covid-19," kata Kurniasih dalam keterangan tertulis, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Kelangkaan Oksigen Tak Bisa Dibiarkan, Dampaknya terhadap Pasien, dan Upaya Pemerintah Mengatasinya
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu juga mengusulkan agar pemerintah mendorong pengusaha yang bergerak di bidang produksi tabung oksigen serta produksi dan distribusi oksigen untuk mengutamakan kebutuhan masyarakat.
Ia menegaskan, alokasi oksigen untuk industri saat ini harus dialihkan untuk kebutuhan medis, baik di rumah sakit, klinik, puskesmas, maaupun masyarakat.
Menurut dia, produsen oksigen harus prioritaskan 90-100 persen produksinya untuk mendukung kebutuhan oksigen bagi kepentingan medis.
Oleh karena itu, pemerintah diminta untuk mengajak asosiasi-asosiasi pengusaha seperti Apindo, Kadin, dan asosiasi produsen dan distributor gas dan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen ini.
"Pemerintah harus dorong swasta produsen dan distributor oksigen terlibat penuh dalam mendukung penyediaan oksigen untuk kebutuhan penanganan pasien Covid-19," ujar Kurniasih.
Baca juga: Luhut Minta Oksigen Industri Semuanya Dikonversi untuk Kebutuhan Medis
Di samping itu, Kurniasih meminta agar aparat dikerahkan untuk mengawasi kenaikan harga serta menindak spekulan yang menjual harga tabung dan pengisian oksigen jauh di atas harga wajar.
Sebab, ia mengaku mendapatkan informasi peningkatan harga yang tidak wajar hingga mencapai 500 persen, misalnya, tabung oksigen yang biasanya seharga Rp 500.000 kini melonjak sampai Rp 2,5 juta.
"Jangan sampai masyarakat yang sudah mendapat musibah akibat terpapar Covid-19 mendapatkan masalah lagi karena kelangkaan dan mahalnya tabung oksigen," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.