JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Maret hingga November 2020, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM), Eijkman Amin Soebandrio, bersama rekannya memeriksa 1.973 sampel pasien Covid-19 yang berusia kurang dari 18 tahun.
Hasilnya menunjukkan 208 anak positif terinfeksi Covid-19.
Akan tetapi, sebanyak 140 anak yang positif Covid-19 tidak mempunyai gejala. Sedangkan 68 anak lainnya memiliki gejala.
https://www.instagram.com/p/CQi1VAfMWdA/?utm_source=ig_web_copy_link
"67,3 persen anak-anak positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala. Hanya 32,7 persen pasien positif Covid-19 mempunyai gejala," tulis Eijkman dalam unggahan di akun Instagram resminya @eijkmaninstitute, Sabtu (26/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Anak Meningkat, Menteri PPPA Minta Prokes Keluarga Digalakkan
Gejala yang paling banyak dilaporkan pada pasien anak-anak positif Covid-19, kata Eijkman, di antaranya adalah batuk 57,4 persen, kelelahan 39,7 persen, dan demam 36,8 persen.
Hanya 15 pasien anak-anak yang mempunyai gejala sesak napas, gejala Covid-19 yang paling sering dilaporkan pada orang dewasa.
Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun sebanyak 77 persen dan 6-10 tahun 66,7 persen.
Baca juga: Data Pemerintah Ungkap 12,6 Persen Anak Indonesia Positif Covid-19
Eijkman menyebut bahwa temuannya ini menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak yang terinfeksi virus Covid-19 tidak mempunyai gejala atau hanya mempunyai gejala ringan.
Akan tetapi, anak-anak positif Covid-19 mempunyai peran yang sangat besar pada transmisi virus Covid-19 di suatu populasi. Studi dari LBM Eijkman ini telah dilaporkan di jurnal ilmiah Journal of Clinical Virology Plus.
Baca juga: Rekomendasi IDAI Saat Pandemi Covid-19, Anak Tak Keluar Rumah hingga Pemakaian Masker
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.