Ia meminta Pemprov tidak terpengaruh oleh protes komunitas Bike To Work.
"Kalau pesepeda lain kan memang bisa pakai jalur sepeda yang sudah ada. Kalau road bike itu terlalu kecil jalurnya," kata dia.
Namun jika memang kebijakan jalur sepeda di JLNT ini akan dibatalkan, maka ia meminta Pemprov DKI Jakarta untuk menyediakan jalur lain bagi pesepeda road bike.
"Kalau tidak disediakan jalur khusus, pesepeda road bike yang sebanyak ini jadi susah kalau mau gowes," kata dia.
Baca juga: Bisa Secepat Road Bike, Pesepeda Listrik Tetap Ikuti Aturan Kecepatan di Bawah 25 Km/Jam
Rere mengatakan, hembusan angin di JLNT Casablanca memang cukup kencang. Namun, menurut dia, hal itu masih bisa diatasi jika sudah terbiasa menggunakan sepeda road bike.
"Kencang sih, tapi kalau sudah biasa bersepeda tidak bahaya kok," kata dia.
Aksi Protes
Komunitas Bike To Work (B2W) berencana menggelar aksi untuk memprotes kebijakan yang membolehkan pesepeda road bike melintasi jalan layang non-tol (JLNT) Tanah Abang-Kampung Melayu.
Aksi tersebut akan digelar pada Minggu (13/6/2021) di ujung JLNT yang mengarah ke Mal Kota Kasablanka.
Baca juga: Lintasan Khusus Buat Road Bike, Wagub DKI: Kami Tidak Menganakemaskan
Aksi akan digelar pada pukul 06.00-07.00 WIB, bersamaan dengan waktu pesepeda road bike dibolehkan melintasi JLNT.
Ketua Tim Advokasi B2W Indonesia Fahmi Saimima menjelaskan, rencana aksi ini dilandasi rasa keprihatinan atas kebijakan Pemprov DKI yang dinilai diskriminatif dan melanggar aturan.
"Kebijakan pesepeda road bike boleh melintas JLNT ini sudah jelas melanggar aturan dan juga diskriminatif, bisa melahirkan konflik sosial. Oleh karena itu, kami berencana menggelar aksi black day sebagai bentuk keprihatinan," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/6/2021) pagi.