Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca pada Konten Atta-Aurel soal Keguguran, YouTuber Diingatkan Jangan Hanya Berorientasi pada Uang

Kompas.com - 25/05/2021, 05:49 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Content creator atau influencer di dunia maya mesti mempertimbangkan masak-masak konten yang mereka sajikan kepada publik, tidak melulu berorientasi pada jumlah audiens yang berujung pada monetisasi.

Hal itu disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida menanggapi video-video yang dibuat YouTuber Atta Halilintar mengenai keguguran yang dialami oleh sang istri, Aurel Hermansyah.

"Dalam konteks ini maka konten-kontennya perlu dan harus mempertimbangkan dampaknya pada publik, bukan hanya semata berorientasi pada jumlah viewers, subscribers, juga monetisasi oleh YouTube," kata Ida saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Baca juga: Konten Keguguran Aurel Atta Banjir Kritik, Ahli Media LIPI Nilai Wajar

Ida berpendapat, isu keguguran sebagai isu kesehatan reproduksi pada prinsipnya memang perlu diangkat agar publik tahu tahu dan sadar akan pentingnya isu tersebut pada perempuan serta bagaimana agar ada dukungan moril yang diberikan keluarga dan masyarakat.

"Pertanyaannya, sejauh mana konten-konten tersebut dibangun untuk mengedukasi publik?" ujar Ida.

Ida menjelaskan, YouTube dan media sosial lainnya merupakan salah satu medium komunikasi yang digunakan guna menyampaikan pesan untuk kemudian diterima publik dengan berbagai tafsirnya.

Sebagai media baru, YouTube dinilai tidak hanya memberikan kebebasan berekspresi baik dari sisi pembuat konten maupun audiens, tetapi juga kompetisi, kontestasi informasi, cara pandang, serta kepentingan.

Baca juga: Atta Halilintar Ucap Keinginan Berlibur, 22 Jam Tanpa Kamera

Di satu sisi, kata Ida, audiens mendapatkan hiburan dan informasi, namun di sisi lain juga terdapat efek demonstratif yang disebabkan oleh sikap pembuat konten.

"Cara pandang, cara menyikapi sesuatu, sikap maupun perilaku para YouTuber tentu bisa berdampak pada cara pandang, sikap, dan perilaku publik karena YouTuber kondang diposisikan juga sebagai influencer," kata Ida.

Butuh Daya Kritis

Menurut Ida, maraknya konten-konten yang membahas kehidupan pribadi, seperti yang dilakukan Atta, merupakan dampak dari semakin kaburnya batas antara ruang pribadi dan ruang publik di dunia maya.

Terlebih, kontrol negara terhadap apa yang terjadi di media sosial tidak seketat kontrol terhadap media arus utama.

"Singkatnya kontrol dalam dunia medsos memang demikian cair. Demikian pula batasan ranah publik dan domestik," kata Ida.

Baca juga: Krisdayanti Berharap Atta dan Aurel Lebih Menikmati Hidup Tanpa Sorotan Kamera

Ida menambahkan, daya kritis warganet dalam menyikapi konten-konten tersebut pun dipandang masih rendah.

"Sementara uniknya ada sikap pro kontra di antara para netizen, dan itupun bisa dikomodifikasikan," kata dia.

Oleh karena itu, Ida menekankan, persoalan mengenai konten di dunia maya akan berpulang kepada sikap kritis warganet, apalah akan tetap mengonsumsinya atau meninggalkannya.

Menurut Ida, seiring dengan kritisnya warganet, maka warganet akan lebih selektif dalam memilih konten-konten yang akan mereka konsumsi.

Baca juga: Atta Halilintar Geram, Aurel Sering Mendapat Komentar Jahat Hingga Dituding Hamil Duluan

Hal itu akan berpengaruh pada kualitas konten yang dibuat oleh influencer karena mereka akan membuat konten yang disukai oleh warganet yang kritis.

"Netizen punya kemampuan mengontrol dalam bentuk aksi kolektif, meski harus berhadapan dengan netizen yang pro. Di sinilah proses edukasi alamiah bisa terjadi, itu yang saya maksud terjadi kontestasi," kata dia.

Seperti diketahui, berita keguguran yang dialami Aurel sempat menuai simpati publik. Namun, konten-konten terkait Aurel keguguran terus tayang.

Tidak hanya dari video yang diunggah di YouTube Atta, tapi juga Gen Halilintar dan keluarga Anang. Bahkan ada pula konten yang bekerjasama dengan produk komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com