Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ganjar Pranowo dan PDI-P yang Sedang “Membesarkan” Diri

Kompas.com - 24/05/2021, 13:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DRAMA “mengharu-biru” sedang digambarkan media di kandang partai berlambang banteng akhir-akhir ini. Perhelatan rutin konsolidasi PDI Perjuangan yang digelar di Panti Marhaen, Semarang, Jawa Tengah (Sabtu, 22 Maret 2021) menjadi “gaduh” usai Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyatakan kriteria pemimpin ideal.

“Pemimpin yang ideal adalah yang tidak besar karena media sosial tetapi yang terbukti bisa kerja di lapangan bersama rakyat,” ujar Puan yang juga Ketua DPR ini.

Menjadi “ramai” karena dikaitkan dengan sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang kebetulan tidak diundang di acara konsolidasi. Padahal acara ini wajib diikuti pengurus struktural partai, kader yang duduk di legeslatif maupun yang menjabat di tataran eksekutif.

Baca juga: Gonjang-ganjing Nasib Ganjar di PDI-P, Tak Diundang Acara Puan hingga soal Medsos

Belum sampai di sini, Ketua DPD PDI Perjuangan Bambang Wiryanto malah tanpa “tedeng aling-aling” menyebut lugas kalau Ganjar Pranowo terlalu “kemajon” dan merasa lebih pintar dan kerap “bermain” di luar garis partai.

Kemajon ini bahasa Jawa yang bermakna terlalu maju dan merasa paling bisa. Tentu saja, pernyataan Puan dan Bambang Wiryanto ini “membelah” pendapat kader dan simpatisan.

Sebagian kader “tegak lurus” dengan pernyataan Puan dan Bambang Pacul – nama akrab Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan Bambang Wiryanto.

Tetapi kader yang kritis seperti Ketua DPC PDI Perjuangan Solo yang juga Mantan Walikota Solo FX Rudi menyayangkan friksi yang terjadi karena Ganjar Pranowo tidak diundang di acara tersebut.

Bagi simpatisan dan “die hard” Ganjar Pranowo yang datang dari lintas partai dan non partai, serangan terhadap Ganjar ini dianggap mengingkari aspirasi masyarakat.

Mereka beranggapan PDI Perjuangan telah telanjur dinobatkan sebagai partai fenomenal yang melahirkan pemimpin-pemimpin dari arus bawah.

Pemimpin-pemimpin yang yang sukses memimpin dari “bawah” seperti Joko Widodo di Solo, Basuki Purnama di Jakarta, Djarot Saeful Hidayat di Blitar, Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Tri Rismaharini di Surabaya, Indah Putri Indriani di Luwu Utara, Mardani Maming di Tanah Bumbu, Muchamad Nur Arifin di Trenggalek, Matias Mairuma di Kaimana, Tja Tju Mie di Singkawang, Karoline Margret Natasha di Landak, Paulus Hadi di Sanggau atau Tjokorda Alit Ngurah di Badung semuanya melalui proses pengkaderan di partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

Pahami DNA partai metal

Silang sengkarut pendapat yang terjadi di pemberitaan PDI Perjuangan seperti sekarang ini, seperti mengingatkan narasi lama yang terjadi ketika Walikota Solo Joko Widodo akan dimajukan untuk menantang gubernur petahana DKI Jakarta yang cukup kuat, Fauzi Bowo di tahun 2014.

Sebagian elit partai berlogo banteng moncong putih tidak rela jika Jokowi yang dimajukan. Tetapi yang paham dengan kerja tulus Jokowi dalam melayani masyarakat tetap “kekeuh” berjuang mengegolkan Jokowi harus mendapat rekomendasi dari PDIP.

Kader-kader PDI Perjuangan seperti TB Hassanudin, dan Effendi Simbolon rela “bertempur” membela Jokowi walau ketika itu arus besar di PDIP lebih memilih Fauzi Bowo.

Semua hasil survei yang digelar beberapa lembaga survei menempatkan Fauzi Bowo sebagai pemenang dan Jokowi akan sia-sia maju di hajatan Pilkada DKI. Ternyata hasil di Pilgub DKI justru Fauzi babak belur dan Jokowi menggapai Balaikota DKI.

Ada satu hal yang diabaikan sejumlah pengamat politik dan pemberitaan media sekarang ini: kekuatan dan kehebatan PDI Perjuangan adalah terletak kepada kharisma dan ketegasan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com