Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Soeharto Tawarkan Diri Pimpin Indonesia Menuju Reformasi

Kompas.com - 21/05/2021, 09:24 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 tidak terjadi secara tiba-tiba. Terdapat serangkaian peristiwa sebelum "The Smiling General" itu akhirnya mundur.

Salah satu peristiwa terjadi pada 18 Mei 1998 atau tiga hari sebelum lengser, Soeharto sempat bertemu dengan sejumlah tokoh untuk meminta pendapat.

Tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain perwakilan dari Muhammadiyah Malik Fadjar, perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Hadir pula Ahmad Bagja, Ali Yafie, Anwar Harjono, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, Ilyas Rukhiyat, Ma'ruf Amin, Soetrisno Muhdam, dan Nurcholish Madjid atau Cak Nur.

Baca juga: Kilas Balik Mundurnya Presiden Soeharto, 21 Mei 1998

Malik Fadjar menceritakan kembali pertemuan tersebut dalam acara Satu Meja di Kompas TV, pada Senin (21/5/2018).

Menurut Malik, sembilan tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut berangkat dari markas pergerakan reformasi, di Jalan Indramayu nomor 14.

Sembilan tokoh itu, menurut Malik, dilepas oleh Amien Rais yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Sementara, hanya Gus Dur yang berangkat dari kediaman pribadinya.

Menurut Malik, Amien Rais sengaja tidak diundang Soeharto dalam pertemuan, karena ketidaksukaannya dengan rekam jejak doktor lulusan Universitas Chicago tersebut.

"Jadi kisahnya itu sebagaimana kita ketahui, kisahnya waktu itu memang (Pak Harto) tidak berkenan dengan Pak Amien Rais," ujar Malik.

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Dalam pertemuan tersebut, Soeharto didampingi Menteri Sekretaris Negara Saadillah Mursjid dan penulis pidato Presiden, Yusril Ihza Mahendra.

Inti dari pertemuan tersebut, kata Malik, Soeharto menawarkan dirinya untuk memimpin bangsa Indonesia menuju reformasi. Ia berharap Cak Nur mendampingi.

Pertemuan tersebut juga merupakan respons Soeharto atas surat yang dikirim Cak Nur terkait tuntutan reformasi.

"Pak Harto tidak meyinggingung masalah kabinet, tapi mempertanyakan bagaimana bentuk reformasi yang dikehendaki terjadi perdebatan. Lalu Pak Harto ingin memimpin reformasi dengan Cak Nur sebagai tokoh reformasi yang akan menjalankan tugas pelaksana," kata Malik.

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR.

Kompas/Eddy Hasby (ED) *** Local Caption *** http://kom.ps/AB2H32 
KOMPAS/EDDY HASBY Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED) *** Local Caption *** http://kom.ps/AB2H32

Lebih lanjut, Malik mengatakan, candaan antara Soeharto dan Cak Nur sempat terjadi saat menyikapi tuntunan masyarakat agar Soeharto lengser.

"Pak Harto sampai bilang 'saya tidak jadi presiden pun tidak pathekan (masalah)'. Lalu Cak Nur menjawab, 'ya, bapak sudah tuwuk (kenyang)'. Lalu keduanya tertawa bersama," kata Malik.

Baca juga: Pertemuan Soeharto dan Para Tokoh Masyarakat Jelang Lengser

Gerakan reformasi merupakan penyebab utama yang menjatuhkan Soeharto dari kekuasaannya. Aksi demonstrasi ini mulai terjadi sejak Soeharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden setelah Golkar memenangkan Pemilu 1997.

 

Aksi mahasiswa yang semula dilakukan di dalam kampus, kemudian dilakukan di luar kampus pada Maret 1998.

Mahasiswa semakin berani berdemonstrasi setelah Soeharto terpilih sebagai presiden untuk periode ketujuh dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998.

Awalnya mahasiswa menuntut perbaikan ekonomi. Setelah Soeharto terpilih tuntutan berubah menjadi pergantian kepemimpinan nasional.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com