Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL Masih Godok Rencana Mengangkat KRI Nanggala-402 dari Bawah Laut

Kompas.com - 27/04/2021, 12:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) masih menggodok rencana mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Laut Bali.

Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali mengatakan, rencana tersebut harus dipersiapkan dengan matang karena KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 838 meter.

"Ini masih kami diskusikan bagaimana caranya mengangkat, karena kedalamannya ini tidak dangkal ya," ucap Ali dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).

"Ini termasuk yang dalam, lebih dalam dari kejadian kapal selam Argentina, San Juan, ini 838 meter," kata Ali.

Baca juga: TNI AL: Batas Waktu Kelayakan KRI Nanggala-402 Berakhir September 2022

Ali menjelaskan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk mengangkat kapal selam dari bawah laut.

Beberapa metode itu antara lain dengan mengaitkan kapal selam untuk diangkat ke permukaan laut secara perlahan hingga menggunakan bantuan balon udara.

Namun, ia menekankan, metode-metode yang akan digunakan sangat bergantung pada kedalaman laut tempat kapal selam tersebut berada.

"Ini juga sangat mempengaruhi faktor tingkat kesulitan dari pengangkatan kapal tersebut," ujar Ali.

Baca juga: Ahli Pembuat Kapal Selam Dilibatkan dalam Investigasi Tenggelamnya Nanggala-402

Selain soal kedalaman, kondisi kapal yang tenggelam juga berpengaruh pada upaya mengangkat kapal.

"Kalau sudah hancur agak sulit mungkin untuk mengangkat, mungkin angkatnya seperti Kursk (kapal selam Rusia) itu, dia dirusak sekalian tapi dia bisa terangkat sebagian besar," kata dia.

Ia menambahkan, upaya mengangkat kapal selam dari bawah laut juga membutuhkan kerja sama dengan negara-negara lain, berkaca dari upaya Rusia saat mengangkat kapal selam Kursk yang tenggelam pada 2000 lalu.

"Selain dengan asetnya sendiri, dibantu oleh aset dari luar, itu negara sekelas Rusia yang sudah membuat kapal selam dan mengoperasikan kapal selam," ujar Ali.

Baca juga: TNI AL Enggan Libatkan Pengamat dalam Investigasi KRI Nanggala-402

Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam).

Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan.

Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com