Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Komandan Nanggala-402 dan Janji Prabowo Modernisasi Alutsista TNI

Kompas.com - 27/04/2021, 07:01 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menyisakan pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemerintah dan TNI untuk membenahi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Sudah lebih dari 40 tahun KRI Nanggala-402 masuk dalam jajaran TNI AL.

Sejumlah pihak pun mendesak pemerintah agar segera mengevaluasi alutsista TNI pasca-peristiwa yang menewaskan 53 prajurit KRI Nanggala-402 tersebut.

Baca juga: Unggah Tulisan Tak Pantas soal KRI Nanggala-402, Seorang Polisi Ditangkap, akan Diperiksa Maraton

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menyebut, tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi momentum mengevaluasi alutsista TNI, khususnya TNI AL.

"Kita harus bisa mengambil hikmah dari musibah ini. Kita harus mengevaluasi seluruh alutsista milik TNI AL," kata Gobel dalam keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).

Sebagai negara maritim dengan sebaran 13.000 pulau, kata Gobel, Indonesia membutuhkan kekuatan personel TNI AL yang prima.

Terlebih, posisi Indonesia yang berada pada titik lintas membuat banyak kapal niaga dan kapal perang dari berbagai negara kerap melintasi Indonesia.

Bahkan, sejumlah titik dikategorikan sebagai hot spot karena berdekatan dengan wilayah sengketa maupun wilayah perompak dan kejahatan lainnya.

"Karena itu, Indonesia butuh armada laut yang prima dalam berbagai jenisnya," ujar politikus Partai Nasdem tersebut.

Baca juga: Unggah Makian soal KRI Nanggala-402, Oknum Polisi Ini Terancam Dipidana

Sebelum KRI Nanggala-402 tenggelam, TNI AL mempunyai lima koleksi kapal selam.

Kelimanya adalah KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-404.

Selain KRI Nanggala-402, KRI Cakdra-401 tergolong kapal selam yang sudah berumur. Keduanya sama-sama produksi Jerman pada 1977.

Dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, otomatis koleksi kapal selam TNI AL kini tinggal empat unit.

Pesan Komandan Nanggala

Jauh sebelum kapal tenggelam, Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian mengungkapkan kekhawatirannya atas rencana pemerintah yang akan mendatangkan kapal selam bekas.

Pesan tersebut disampaikan Heri kepada watawan Harian Kompas pada 2020, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Minggu (25/4/2021).

Baca juga: Pesan Komandan Nanggala-402 soal Alutsista TNI, Jangan Sekadar Asal Bapak Senang

Menurut Heri saat itu, yang dibutuhkan TNI AL, khususnya Korps Hiu Kencana, yakni kapal selam yang mumpuni dan memiliki kemampuan bertempur.

Heri juga sempat menyinggung kapal selam buatan PT PAL (Persero) yang dianggap tidak memuaskan serta overhaul KRI Nanggala-402 yang terus tertunda 2020 padahal kapal selam itu harus terus disiapkan.

Baca juga: Anak-anak Masjid Jogokariyan Galang Donasi Beli Kapal Selam Pengganti KRI Nanggala-402

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com