JAKARTA, KOMPAS.com - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menyisakan pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemerintah dan TNI untuk membenahi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Sudah lebih dari 40 tahun KRI Nanggala-402 masuk dalam jajaran TNI AL.
Sejumlah pihak pun mendesak pemerintah agar segera mengevaluasi alutsista TNI pasca-peristiwa yang menewaskan 53 prajurit KRI Nanggala-402 tersebut.
Baca juga: Unggah Tulisan Tak Pantas soal KRI Nanggala-402, Seorang Polisi Ditangkap, akan Diperiksa Maraton
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menyebut, tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi momentum mengevaluasi alutsista TNI, khususnya TNI AL.
"Kita harus bisa mengambil hikmah dari musibah ini. Kita harus mengevaluasi seluruh alutsista milik TNI AL," kata Gobel dalam keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).
Sebagai negara maritim dengan sebaran 13.000 pulau, kata Gobel, Indonesia membutuhkan kekuatan personel TNI AL yang prima.
Terlebih, posisi Indonesia yang berada pada titik lintas membuat banyak kapal niaga dan kapal perang dari berbagai negara kerap melintasi Indonesia.
Bahkan, sejumlah titik dikategorikan sebagai hot spot karena berdekatan dengan wilayah sengketa maupun wilayah perompak dan kejahatan lainnya.
"Karena itu, Indonesia butuh armada laut yang prima dalam berbagai jenisnya," ujar politikus Partai Nasdem tersebut.
Baca juga: Unggah Makian soal KRI Nanggala-402, Oknum Polisi Ini Terancam Dipidana
Sebelum KRI Nanggala-402 tenggelam, TNI AL mempunyai lima koleksi kapal selam.
Kelimanya adalah KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-404.
Selain KRI Nanggala-402, KRI Cakdra-401 tergolong kapal selam yang sudah berumur. Keduanya sama-sama produksi Jerman pada 1977.
Dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, otomatis koleksi kapal selam TNI AL kini tinggal empat unit.
Pesan Komandan Nanggala
Jauh sebelum kapal tenggelam, Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian mengungkapkan kekhawatirannya atas rencana pemerintah yang akan mendatangkan kapal selam bekas.
Pesan tersebut disampaikan Heri kepada watawan Harian Kompas pada 2020, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Minggu (25/4/2021).
Baca juga: Pesan Komandan Nanggala-402 soal Alutsista TNI, Jangan Sekadar Asal Bapak Senang
Menurut Heri saat itu, yang dibutuhkan TNI AL, khususnya Korps Hiu Kencana, yakni kapal selam yang mumpuni dan memiliki kemampuan bertempur.
Heri juga sempat menyinggung kapal selam buatan PT PAL (Persero) yang dianggap tidak memuaskan serta overhaul KRI Nanggala-402 yang terus tertunda 2020 padahal kapal selam itu harus terus disiapkan.
Baca juga: Anak-anak Masjid Jogokariyan Galang Donasi Beli Kapal Selam Pengganti KRI Nanggala-402