Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceritakan Mitigasi Bencana di Jepang, Megawati: Bisa Dilakukan, Asal Gotong Royong

Kompas.com - 23/04/2021, 20:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri bercerita soal upaya mitigasi bencana di Jepang saat menjadi pembicara kunci dalam acara focus group discussion bertajuk 'Peningkatan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana', Jumat (23/4/2021).

Megawati mengatakan, pengalamannya di Jepang itu menunjukkan upaya mitigasi bencana harus dilakukan secara detail dan tidak mustahil untuk dikerjakan.

"Kalau di dalam pengerjaan lapangan, kita harus detail. Waktu saya wapres, mungkin saya perempuan dipikirnya cerewet, ini supaya menjadi bukti bahwa betapa bisa di-arrange, bisa diorganisir dan bisa dilakukan," kata Megawati dalam acara yang disiarkan akun YouTube infoBMKG itu, Jumat.

Megawati menuturkan, salah satu bentuk mitigasi bencana di Jepang yang disiapkan secara detail adalah pembuatan jalur evakuasi dari pantai guna menghindari tsunami.

Ia mengatakan, jalur evakuasi yang berada di dekat pantai dipasangi tiang berwarna merah sebagai tanda warga yang berevakuasi harus tetap waspada sambil berlari meninggalkan pantai.

Baca juga: Bicara soal Bencana, Megawati Sebut Jakarta Sangat Fragile

Setelah jarak tertentu, tiang-tiang itu kemudian berganti menjadi warna kuning sebagai tanda harus tetap berlari hingga akhirnya tiang menjadi warga hijau sebagai tanda sudah aman.

Megawati melanjutkan, ia juga pernah mengalami gempa di Jepang. Saat itu, ia sedang berada di sebuah restoran yang terletak di lantai 3.

"Kami sudah mau melarikan diri tapi saya lihat di sekeliling saya orang Jepang kok masih makan. Untung ada teman saya bilang, tenang saja, sebelum ada alarm kita sudah terbiasa," ujar Megawati.

Rupanya, kata Megawati, warga Jepang sudah memahami bahwa alarm pertama hanya mengabarakan terjadinya bencana tanpa harus melarikan diri.

Selain itu, warga Jepang juga dilarang menggunakan kendaraan saat melarikan diri dari bencana untuk menghindari kemacetan lalu lintas.

"Jadi mereka harus berlari, jadi kita harus mengajari rakyat kita juga tidak panik lalu harus berlari, bayangkan," kata dia.

Baca juga: Soal Peringatan Dini Bencana, BMKG Tekankan Kearifan Lokal Jangan Tunggu Sirine Tsunami

Ia menambahkan, di Jepang juga ada sejumlah peraturan yang diterapkan untuk memitigasi bencana, antara lain lokasi pintu rumah harus berada di dekat jalan serta kewajiban setiap keluarga menyediakan tas punggung berisi kebutuhan darurat jika terjadi bencana.

Megawati berharap, upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh Jepang dapat dicontoh oleh Indonesia demi keselamatan rakyat apabila terjadi bencana.

"Please, saya bukan mau sok-sokan, saya ingin sharing pengalaman bahwa ini sebenarnya bisa asal kita gotong royong," kata Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com