Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Akui Temukan Bibit Radikalisme hingga Komunisme di Malang

Kompas.com - 08/04/2021, 18:15 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Malang Sutiaji mengakui bahwa di wilayahnya cukup banyak menemukan bibit-bibit ke arah radikalisme.

Oleh karena itu, ia pun ingin agar program deradikalisasi dikuatkan agar bibit-bibit tersebut mati.

"Deradikalisasi ini perlu kita kuatkan karena di Malang ini cukup lumayan bibit-bibit ke arah sana," ujar Sutiaji dalam webinar bertajuk "Promosi Toleransi dan Penghormatan terhadap Keberagaman di Tingkat Kota" yang digelar SETARA Institute, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: 10 Kota dengan Skor Toleransi Tertinggi Menurut Setara Institute

Sutiaji pun mencontohkan bibit-bibit radikalisme yang tercium di wilayahnya.

Contoh itu mulai dari para pelaku teror bom di Borobudur hingga pelaku bom Bali seperti Amrozi dan Doktor Azahari.

"Ketika ada pengeboman Borobudur, waktu itu rapat-rapatnya di Kota Malang dan itu orang Malang. Ketika bom Bali (pelakunya) juga pernah singgah di Malang. Jadi Amrozi CS itu dulu pernah di Malang," kata dia.

"Yang baru-baru ini ISIS, dulu mau deklarasi di Malang. Azhari juga kenanya di wilayah Kota Malang," kata Sutiaji.

Meskipun demikian, kata dia, kondusivitas Kota Malang sejauh ini berjalan baik, bahkan Malang pun menjadi kota toleran nomor satu di Jawa Timur karena kondusivitasnya itu.

Baca juga: Jokowi: Sikap Pemerintah Tegas, Tak Berkompromi terhadap Intoleransi Beragama

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya pun ingin mewujudkan kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman dan keberpihakan masyarakat dan gender.

Contoh nyata yang terlihat adalah kerukunan antaragama di Kota Malang yang terlihat dari pelaksanaan shalat id di depan gereja yang ada di Kota Malang.

Saat itu, kata dia, Idul Fitri jatuh pada hari Minggu, kemudian gereja sementara tutup dan mengundurkan peribadatannya menjadi siang hari demi memberi kesempatan umat Islam shalat Idul Fitri.

"Ini bentuk kami membangun toleransi dan Insya Allah yang namanya forum kerukunan umat beragama (FKUB) dulu datangnya dari Malang," kata dia.

Baca juga: Jokowi: Pemerintah Akan Bersikap Tegas pada Segala Bentuk Intoleransi

Namun selain radikalisme, kata Sutiaji, bibit-bibit sosialis dan komunis pun mulai berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com