JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta pelaksanaan evakuasi korban bencana banjir dan longsor di NTB dan NTT dipercepat.
Oleh karenanya, Presiden meminta penambahan jumlah tim SAR yang diterjunkan ke lokasi bencana.
"Pagi hari ini ada beberapa hal yang ingin saya tekankan. Pertama, percepatan proses evakuasi, yakni pencarian dan penyelamatan korban yang belum ditemukan," ujar Jokowi saat melakukan telekonferens penanganan bencana NTT dan NTB, Selasa (6/5/2021).
Baca juga: Hampir Seluruh Daerah di NTT Terdampak Banjir Bandang dan Longsor, 8 Kabupaten/Kota Parah
"Kami minta kepala BNPB, kepala Basarnas dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri serta seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personel SAR," lanjutnya.
Dengan begitu, proses evakuasi bisa lebih mudah menjangkau wilayah yang lebih luas.
Termasuk di dalamnya wilayah-wilayah terdampak bencana yang berada di lokasi terisolasi.
"Juga untuk menjangkau gugus pulau di NTT, seperti Pulau Alor dan lainnya. Juga untuk melancarkan proses evakuasi,pencarian dan penyelamatan korban," tutur Jokowi.
Baca juga: BNPB: 8.424 Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang dan Longsor di NTT
"Saya minta juga ke Pak Menteri PUPR untuk mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat. Kika jalur darat masih sulit ditembus saya juga minta dipercepat pembukaan akses lewat laut maupun udara," katanya.
Presiden menambahkan, bencana di NTT dan NTB ini terjadi akibat dampak siklon tropis Seroja. Kedua provinsi ini mengalami dampak paling besar dari adanya angin siklon tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.