JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman Ponto menilai penyerangan yang terjadi di Mabes Polri bukan sebuah kebobolan dari intelijen.
Menurut Ponto, aksi teror yang terjadi di Mabes Polri adalah tanggung jawab Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), bukan intelijen.
"Kalau kita bicara teroris, pemberantasan teroris, penanggulangan teroris, satu-satunya badan yang paling bertanggung jawab ya BNPT," kata Ponto dalam diskusi daring bertajuk 'Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual', Minggu (4/4/2021).
"Dan badan ini dibentuk memang untuk menanggulangi teroris, sehingga kalau ada teroris yang masih gentayangan tanya saja sama dia," ujar Ponto.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Penjual Senjata Terkait Penyerangan di Mabes Polri
Ponto berpendapat, tidak tepat jika "bobolnya" Markas Besar Polisi RI itu kemudian ditanyakan kepada Intelijen.
Akan tetapi, kata dia, hal itu dapat menjadi tanggung jawab Intelijen bilamana tidak ada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
"Lain masalahnya kalau tidak ada BNPT, baru itu bisa dicari siapa Intelijen yang paling bertanggung jawab," ucap Ponto.
"Jadi, bukan intelijen yang kebobolan, karena sejak lahirnya BNPT semua tanggung jawab itu ada di BNPT," kata dia.
Kendati demikain, Ponto berujar informasi-informasi yang dimiliki Intelijen bukan tidak mungkin diberikan kepada BNPT.
Baca juga: Perketat Keamanan Pasca-Teror di Mabes Polri, Pelayanan di Polda Metro Tetap Beroperasi
Akan tetapi, menurut dia, belum tentu informasi yang diberikan Intelijen itu digunakan oleh BNPT.
"Sejak bom Sarinah, saya sudah ingatkan mari kita lihat dulu BNPT ini kerjanya apa, saat itu saya sudah bilang, ini kegagalan BNPT, itu bom Sarinah, sekarang terulang lagi," ujar Ponto.
"Kita kan tidak pernah mengaudit, bagaimana cara kerja BNPT melakukan penindakan masalah teror," tutur dia.
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono mengakui polisi "kecolongan" soal ZA (25) yang membawa senjata api saat masuk ke area Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021).
Rusdi pun menyatakan, sistem penjagaan dan pengamanan di Mabes Polri tengah diaudit.
"Masih kami dalami (di mana senjata dibawa ZA). Karena ZA meninggal dunia," ujar Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/4/2021).