Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir dkk Dilantik Jadi Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah, Wapres Berharap Mereka Konsisten

Kompas.com - 22/03/2021, 15:37 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengharapkan para pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Salah satunya adalah dengan menyusun rencana program kerja yang efektif, solutif, dan berdampak besar.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam pelantikan pengurus pusat MES periode 2021-2023, Senin (22/3/2021).

"MES sebagai organisasi keumatan diharapkan konsisten menjadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah di Indonesia yang diharapkan bisa lebih luwes dan membumi, menyentuh umat secara langsung," kata Ma'ruf dalam sambutannya.

Baca juga: Jadi Ketum Masyarakat Ekonomi Syariah, Ini yang Akan Dilakukan Erick Thohir

Adapun para pengurus MES yang dilantik adalah Erick Thohir sebagai Ketua Umum, Teten Masduki sebagai Wakil Ketua Umum I, Muhammad Lutfi sebagai Wakil Ketua Umum 2, Bahlil Lahadalia sebagai Wakil Ketua Umum 3, Iggi H Achsien sebagai Sekretaris Jenderal, dan Hery Gunardi sebagai Bendahara Umum.

Selain itu, Ma'ruf juga meminta agar MES menjadi motor penggerak dalam pengembangan usaha, termasuk usaha mikro dan kecil (UMK).

Sebab, kata dia, pengembangan usaha syariah skala mikro dan kecil serta usaha keuangan harus didorong menjadi bagian dari rantai nilai industri halal global.

"Itu untuk memacu pertumbuhan usaha dan peningkatan ketahanan ekonomi umat," kata Ma'ruf yang menjadi ketua dewan pembina pengurus pusat MES.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Masuk Bursa Calon Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah

Ia mengatakan, MES juga harus merintis kemitraan antara UMK dengan para pengusaha besar.

Dengan kemitraan tersebut, kata dia, maka diharapkan para pengusaha besar dapat memberikan pendampingan dan pembinaan kepada pengusaha kecil tersebut.

Termasuk dengan prinsip saling menguntungkan, membutuhkan, dan memperkuat.

"MES perlu mendorong pembangunan pusat-pusat inkubasi di sejumlah daerah dalam rangka penyemaian tumbuh dan berkembangnya pengusaha dalam berbagai tingkatan," kata dia.

"MES juga perlu mendorong pembangunan pusat-pusat bisnis syariah (sharia business center) yang didukung infrastruktur digital sebagai sarana interaksi antar pelaku bisnis syariah," lanjut Ma'ruf.

Baca juga: Mensesneg: Presiden Ingin Ekonomi Syariah RI jadi yang Terbesar di Dunia

Termasuk MES juga didorong untuk aktif membina dan memberdayakan ekonomi pesantren serta memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal dalam mendorong tercapainya ekonomi syariah yang inklusif.

Pengurus pusat MES juga diharapkan melibatkan MES wilayah dan daerah agar akselerasi pembangunan ekonomi syariah berjalan masif.

Dengan demikian, kata dia, maka MES di seluruh jenjang kepengurusan diharapkan berperan aktif dalam mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Saya berharap dengan dilantiknya pengurus MES periode 2021-2023 akan melahirkan pemikiran dan kegiatan yang inovatif, kritis, dan out of the box," kata dia.

"Insya Allah dengan dukungan dan keterlibatan kita semua, pemerintah dapat memastikan industri ekonomi syariah tumbuh lebih kuat dan berdaya saing, baik dalam lingkup nasional maupun internasional," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com