Dasco yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR pun baru mengakui dirinya sempat positif Covid-19 saat sudah sembuh dari penyakit tersebut.
Hal itu terungkap ketika ia mempromosikan obat herbal 'Herbavid19' yang disebutnya telah membuat ia sembuh dari Covid-19.
"Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya, saya sembuh. Dan saya nazar kalau sembuh, kami mau produksi yang banyak minimal untuk 3.000 orang, kami mau bagi-bagi ke yang membutuhkan," kata Dasco, Selasa (28/4/2020).
Menanggapi sikat tidak terbuka pejabat publik, Kepala Staf Kepresinen Moeldoko menilai, seorang menteri tidak perlu mengumumkan dirinya positif Covid-19 di muka publik.
Baca juga: Airlangga Hartarto yang Terungkap Pernah Terinfeksi Covid-19...
Moledoko mengatakan, dalam konteks menteri-menteri di kabinet Presiden Joko Widodo, semuanya sudah saling memahami ruang lingkup pekerjaan mereka.
Termasuk dengan siapa saja para menteri bertatap muka dan berkomunikasi secara langsung.
"Yang jelas dalam konteks Covid-19 ini kami tak pernah masuk dalam area publik yang sangat besar. Itu semua juga kami membatasi itu," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Rabu (20/1/2021).
"Sehingga kalau terjadi ( positif Covid-19) di menteri, ya cukup beberapa orang yang tahu. Setelah itu ada langkah-langkah tindakan kesehatan yang harus dijalankan," lanjutnya.
Tindakan sejumlah pejabat publik yang merahasiakan statusnya saat positif Covid-19 itu menuai kritik dari sejumlah pihak, termasuk dari kalangan pemerintah itu sendiri.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, pejabat yang tertular Covid-19 tak perlu mengkhawatirkan stigma negatif apabila mengumumkan diri sebagai pasien Covid-19.
Baca juga: Pasien 02 Covid-19 Mengaku Masih Alami Long Covid hingga Kini, Apa itu?
"Ini merupakan bentuk transparansi publik dan tidak perlu terjadi stigma negatif kepada para pejabat publik," kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/9/2020).
"Karena virus ini tidak mengenal jabatan, tidak mengenal jenis kelamin, tidak mengenal umur dan tidak mengenal waktu. Siapapun bisa terkena," sambung dia.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sikap pejabat yang tidak mengumumkan dirinya positif Covid-19 berkaitan dengan keterbukaan pemerintah kepada publik.
"Selalu disampaikan bahwa keterbukaan itu ya dimulai dari atau keteladanan dimulai dari pejabat publik atau tokoh. Kalau tidak terbuka ya bagaimana mau memberi imbauan," ujarnya.
Senada dengan Wiku, Dicky menekankan, keterbukaan merupakan kunci kesuksesan program tracing yang digiatkan pemerintah.
"Karena tracing itu harusnya terbuka. Prinsip dasar dari tracing itu terbuka atau dibuka gitu. Walaupun bisa saja orangnya pada level orang umum tidak dibuka, tapi kalau pejabat publik ya dibuka, karena terlalu banyak orang yang berkaitan dan bertemu," kata Dicky.
Baca juga: Setahun Pandemi Covid-19, Ridwan Kamil: Perang Belum Selesai
Di samping itu, Dicky menyebut, keterbukaan pejabat publik juga dapat memperkuat pesan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19.
Menurut Dicky, sikap terbuka pejabat publik dapat mengubah pandangan sebagian masyarakat yang tidak percaya dengana danya Covid-19.
"Apalagi kalau mengalami hal yang serius, sampai dirawat. Dia kan bisa selling pengalaman itu kepada masyarakat. Bisa menjadi pelajaran berharga bagi orang-orang yang abai," ujarnya, Rabu (20/1/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.