Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Pengelolaan Limbah Medis Masih Harus Hadapi Banyak Tantangan

Kompas.com - 22/02/2021, 15:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui bahwa pengelolaan limbah medis di Indonesia belum optimal dan masih harus menghadapi banyak tantangan.

Tantangan tersebut pun muncul dari berbagai aspek, mulai dari regulasi hingga pembiayaan.

"Kondisi pengelolaan limbah medis di Indonesia secara umum masih menghadapi tantangan. Mulai dari aspek regulasi, kapasitas pengolahan, peran pemerintah daerah, koordinasi antar lembaga, sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, perizinan, peran swasta, dan pembiayaan," ujar Muhadjir saat meninjau tempat pengolahan limbah medis di Mojokerto, Jawa Timur, dikutip dari situs Kemenko PMK, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Bahaya Limbah Medis yang Tidak Dikelola dengan Baik

Muhadjir mengatakan, masalah sampah termasuk sampah medis menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani.

Apalagi selama pandemi Covid-19, tumpukan sampah terutama yang berasal dari limbah medis seperti masker bekas terus mengalami peningkatan.

"Limbah medis yang tidak terkelola dengan baik akan merusak lingkungan. Bahkan lebih ironis, bisa mengancam kesehatan dan keselamatan manusia," kata dia.

Di sisi lain, Muhadjir juga memuji shelter Covid-19 yang sudah mengelola limbah medis dengan baik.

Baca juga: Polda Lampung Selidiki Temuan Limbah Medis di TPA Bakung

Antara lain Shelter Gose Covid-19 RS PKU Muhammadiyah dan Shelter Tangguh Kelurahan Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta.

Menurut Muhadjir, pengelolaan limbah medis di lokasi tersebut cukup baik.

Diberitakan sebelumnya, Ombudsman RI menemukan adanya limbah medis yang dibawa dengan alat angkut tidak sesuai standar.

Anggota tim peneliti Ombudsman Mory Yana Gultom mengatakan, pihaknya menemukan limbah medis diangku ambulans, ojek online, atau kendaraan yang tidak dilengkapi simbil

“Jadi pengawasannya menjadi tidak sesuai dengan yang seharusnya,” ungkap Mory Yana Gultom, saat konferensi pers daring, Kamis (4/2/2021).

Temuan lainnya adalah ada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang tidak menyediakan alat angkut khusus serta jalur khusus bagi limbah medis.

Mory menuturkan, hal itu menimbulkan potensi bahaya kontaminasi.

Baca juga: Temuan Ombudsman: Limbah Medis Diangkut dengan Ambulans hingga Ojek Online

Kemudian, Ombudsman menemukan, tidak ada jadwal pengangkutan limbah medis yang rutin.

Penggunaan manifes yang tidak seragam dan tidak sesuai prosedur juga disoroti oleh Ombudsman.

Akibatnya, pengangkutan limbah medis tidak dilaporkan sesuai muatan. Menurut Mory, hal itu ikut berdampak pada proses pencatatan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja Adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja Adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com