JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta para bupati dan wali kota yang daerahnya berstatus zona merah dan zona oranye melakukan pembenahan penanganan Covid-19 di daerah masing-masing.
Berdasarkan laporan Satgas, terjadi kenaikan jumlah daerah berstatus zona merah dan zona oranye pada pekan ini.
"Mohon kepada bupati dan wali kota dari masing-masing daerah, utamanya yang masih ada di zona merah dan oranye untuk segera membenahi penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing," ujar Wiku dikutip dari tayangan di YouTube BNPB, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Satgas Covid-19: Daerah Berstatus Zona Merah dan Zona Oranye Meningkat
Wiku menyampaikan, secara umum kondisi zonasi risiko pekan ini menunjukkan perkembangan ke arah yang tidak diharapkan.
Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah kabupaten/kota di zona merah dan zona oranye.
Adapun jumlah daerah berstatus zona merah meningkat dari 43 daerah menjadi 44 daerah.
Kemudian, jumlah daerah dengan status zona oranye meningkat dari 346 daerah menjadi 359 daerah.
"Sebaliknya, daerah berstatus zona kuning dan zona hijau yang seharusnya terus diupayakan agar bertambah jumlahnya malah mengalami penurunan," ujar Wiku.
"Daerah zona kuning (risiko rendah) jumlahnya menurun dari 109 kabupaten/kota menjadi 96 kabupaten/kota," kata dia.
Baca juga: Pekan Pertama PPKM Mikro, Zona Merah Covid-19 di Indonesia Bertambah
Sementara itu, daerah berstatus zona hijau (tak ada penularan/tak terdampak) jumlahnya menurun dari 12 menjadi 11 kabupaten/ kota.
Wiku mengatakan, kondisi zonasi risiko Covid-19 ini berdasarkan tiga indikator, yakni epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
"Meski pada pekan ini terjadi penurunan kasus, tetapi zonasi risiko mengalami pergeseran ke arah yang lebih berisiko," kata Wiku.
"Apa artinya? Ini menunjukkan bahwa penurunan kasus saja tidak cukup membuat kabupaten/kota bergeser zonasinya ke arah kurang berisiko," ucap dia.
Baca juga: Terapkan PPKM Mikro, Tangerang Raya Nihil RT Zona Merah
Menurut dia, diperlukan konsistensi dalam upaya penanganan kasus yang masih ada agar dapat menurunkan kematian dan meningkatkan kesembuhan.
Wiku pun meminta kepada seluruh bupati dan wali kota di indonesia untuk rutin mengikuti perkembangan zonasi wilayahnya.
"Termasuk anggota masyarkat, masing-masing bisa melihat di laman covid19.go.id di menu peta risiko," kata Wiku.