Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Klaim Pandemi Terkendali Saat Angka Kematian Tinggi, IDI Pertanyakan Parameternya

Kompas.com - 28/01/2021, 09:32 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto mengatakan, dirinya tidak tahu parameter yang digunakan Presiden Joko Widodo sehingga menyatakan Indonesia bisa mengendalikan pandemi dengan baik.

Padahal, saat ini Indonesia sudah menembus angka 1 juta kasus positif Covid-19 yang diiringi oleh laporan kematian tinggi.

Bahkan, Indonesia masih mencatat angka kematian harian tertinggi selama pandemi, yaitu 387 orang dalam sehari, pada Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Tertinggi Selama Pandemi, 387 Pasien Covid-19 Meninggal dalam Sehari

"Saya tidak tahu parameter yang digunakan Pak Jokowi, saya tidak tahu. Tapi parameter yang ada itu dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu angka kematian dan angka infeksi," kata Slamet saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/1/2021).

Ia menjelaskan, pandemi dapat dikatakan terkendali apabila angka kematian dan angka infeksi sama-sama menurun.

Namun, apabila angka kematian dan angka infeksi terus naik, maka dapat dikatakan pandemi belum terkendali.

"Sedangkan kita kan angka kematian tertinggi di ASEAN ya. Angka infeksinya juga tertinggi. Jadi saya tidak tahu parameternya apa yang digunakan Pak Jokowi," ujarnya.

Baca juga: IDI: Hingga 27 Januari, 647 Tenaga Kesehatan Meninggal akibat Covid-19

Kendati demikian, ia menilai belum terlambat untuk Indonesia dapat mengendalikan pandemi.

Menurut dia, pandemi dapat dikendalikan dengan cara, dua sisi yaitu pemerintah dan masyarakat sama-sama berperan.

Slamet berpandangan, pengendalian pandemi tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak yaitu pemerintah.

"Tidak mungkin hanya pemerintah saja. Tentu juga keterlibatan masyarakat yaitu disiplin menggunakan masker contohnya. Soalnya di jalan-jalan itu masih banyak sekali yang tak pakai masker," ucapnya.

Selain itu, ia mengingatkan masyarakat bahwa klaster-klaster kini telah menyebar tidak hanya di keluarga saja.

Baca juga: Politisi PKS: Pemerintah Jangan Malu Akui Kelemahan Atasi Pandemi Covid-19

Melainkan, klaster telah menyebar ke orang-orang yang tidak satu keluarga atau beda rumah mulai dari pekerja rumah tangga, supir, kerabat, dan lainnya.

"Jadi, masyarakat ya harus mulai disiplin. Tidak boleh itu lupa pakai masker. Sudah ke mana-mana lho klasternya," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com