Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Khawatir Rivalitas Negara Besar Bisa Hambat Penanganan Pandemi

Kompas.com - 06/01/2021, 17:06 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi khawatir rivalitas antar negara besar kembali berlanjut pada tahun 2021.

Menurutnya, rivalitas tersebut dapat menghambat upaya penanganan pandemi Covid-19 dan pertumbuhan perekonomian global.

"Kita masih melihat kekhawatiran berlanjutnya rivalitas antara negara besar. Jika tidak terdapat niatan negara-negara tersebut untuk mengurangi rivalitas dan lebih memajukan kerjasama," kata Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) 2021, yang disiarkan online, Rabu (6/1/2021).

Oleh karena itu, lanjut dia, diperlukan collective global leadership yang kuat untuk menghindari rivalitas antar negara.

Hal tersebut, menurutnya, semata-mata dalam rangka upaya menangani pandemi agar pertumbuhan perekonomian global tetap terlaksana.

"Recover together, recover stronger, through collective global leadership," tutur dia.

Baca juga: Lagi, Menlu Tegaskan Indonesia Tak Berniat Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Di samping itu, ia menyampaikan bahwa tahun 2021, dunia sama-sama berharap pada vaksin Covid-19, sehingga mampu mengatasi pandemi secara bertahap.

Ketersediaan vaksin, kata dia, mampu menumbuhkan optimisme baru untuk melewati pandemi terutama bangkitnya kembali kegiatan ekonomi.

"IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global dapat mencapai 5,2 persen. Bahkan untuk kawasan Asia mencapai sebesar 6,9 persen," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengungkapkan bahwa kesetaraan terhadap vaksin masih menjadi tantangan terutama pada kuartal pertama dan kedua 2021 di semua negara.

Retno juga mengatakan, Indonesia sejak awal pandemi, secara konsisten mengusung prinsip vaksin sebagai public goods, akses setara, aman, dan harga terjangkau.

Khusus mengenai platform multilateral, kata dia, Indonesia terus aktif mengamankan potensi perolehan vaksin hingga 20 persen penduduk.

"Melalui mekanisme COVAX AMC. Dan Indonesia juga aktif berkontribusi untuk memperkuat ketersediaan vaksin melalui keanggotaan Indonesia dalam CEPI Investors Council, serta potensi kemitraan Bio Farma dengan CEPI untuk manufacturing vaksin global," katanya.

Retno juga menyampaikan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi dunia. Salah satunya diakibatkan karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Menlu: Upaya Diplomasi Dukung Ketahanan dan Kemandirian Nasional di Bidang Kesehatan

Kendati demikian, ia menilai bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi dunia.

"Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kerja sama global untuk memperkokoh infrastruktur dan tata kelola kesehatan, ketahanan ekonomi dunia, memperkokoh multilateralisme, dan mengesampingkan rivalitas," kata Retno.

Untuk itu, memasuki tahun baru 2021, ia meminta agar semua pihak terus memperkuat ikhtiar dan optimisme menghadapi segala perubahan yang ada karena pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com