Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Biarkan Kerumunan Sama Saja Biarkan Masyarakat Saling Bunuh

Kompas.com - 04/12/2020, 17:52 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta kepala daerah tidak membiarkan terjadinya kerumunan warga di wilayahnya.

Sebab, rawan terjadi penularan Covid-19 dalam kerumunan. 

"Tolong untuk rekan-rekan kepala daerah dan Forkopimda jangan biarkan terjadi kerumunan yang tidak bisa menjaga jarak, yang bisa menimbulkan penularan, konsisten pada peraturan daerah yang sudah ada," ujar Tito saat meluncurkan Gerakan Sulawesi Utara Bermasker di Manado, Jumat (4/12/2020), dikutip dari siaran pers.

Baca juga: Mendagri Minta TNI dan Polri Kerja Sama dalam Pengamanan Pilkada

Menurut dia, prinsip penanganan Covid-19 selain dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan (3M) adalah menghindari kerumunan.

Apalagi, kata dia, saat ini era kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) sehingga acara-acara yang berpotensi menciptakan kerumunan harus dihindari.

Ketentuan untuk menggelar kampanye pada masa pandemi ini juga sudah diatur dalam peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).

"Membiarkan kerumunan terjadi, sama saja kita membiarkan masyarakat saling membunuh, tetapi bukan dengan senjata, melainkan dengan menularkan virus berbahaya. Jangan biarkan, harus tegas, kalau tidak, (pandemi ini) tidak akan selesai,” ucap Tito.

Khusus kepada Pemerintah Provinsi Sulut, Tito juga meminta agar tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan dibantu forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan menyosialisasikannya.

Baca juga: Mendagri Minta Pemda Fokus Pemulihan Ekonomi dalam Susun RAPBD 2021

Selain itu, ia meminta agar acara-acara yang akan digelar di Sulut dilakukan sesuai protokol kesehatan, antara lain dihadiri maksimal 50 orang dan sisanya mengikuti secara virtual.

"Yang penting pesannya sampai, kalau protokol ini diikuti maka risiko 60-70 persen (tertular) akan menurun,” kata dia.

Penggunaan masker sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 juga harus ditekankan meskipun wilayah bersangkutan tidak termasuk zona merah, termasuk di Sulut.

“Meskipun angka (Covid-19) di Sulut dari berbagai indikator bukan zona merah, tetapi saya menganggap ini penting. Karena Sulut merupakan destinasi wisata nasional, selain Bali," kata Tito.

Baca juga: Mendagri Minta Pemerintah Daerah Evaluasi APBD Tahun 2020

Selain di Sulut, kata dia, sebelumnya peluncuran gerakan yang sama juga telah dilakukan di Kepulauan Riau sebanyak 5 juta masker dan di Jawa Timur sebanyak 16 juta masker.

Adapun di Sulut, gerakan bermasker diluncurkan dengan 11 juta masker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com